TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping melakukan pertemuan dengan para pemimpin negara-negara Liga Arab pada Jumat, 9 Desember 2022. Rapat ini menjadi sinyalemen kalau hubungan Cina dan Arab Saudi semakin erat.
Delegasi Liga Arab yang mencakup wilayah Teluk, Levant, dan Afrika berdatangan ke Ibu Kota Riyadh pada Kamis, 8 Desember 2022. Pada hari itu, Xi menerima upacara kedatangan yang mewah dari Pangeran Mohammed bin Salman.
Baca juga: Xi Jinping Dapat Gelar Doktor Kehormatan dari King Saud University
Presiden Cina Xi Jinping berbincang dengan Pangeran Mohammed bin Salman dalam pertemuan di Riyadh, Arab Saudi, 8 Desember 2022. Xi Jinping akan berada di Arab Saudi untuk kunjungan selama tiga hari yang kemungkinan akan berfokus pada sektor energi. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Dalam kesempatan tersebut, Xi menandatangani pakta kemitraan Cina-Saudi dengan Raja Salman. Dalam pernyataan bersama yang diterbitkan pada Jumat, 9 Desember 2022, Beijing dan Riyadh berjanji meningkatkan kerja sama dan menekankan prinsip-prinsip kedaulatan tanpa campur tangan. Keduanya juga menegaskan pentingnya solusi damai untuk konflik Ukraina.
Kunjungan Xi ke Arab Saudi dilakukan saat hubungan Riyadh dengan Washington diselimuti ketegangan karena permasalahan HAM, kebijakan energi dan Rusia, serta keraguan negara-negara Teluk tentang komitmen penjamin keamanan utama Amerika ke wilayah tersebut.
Arab Saudi dan Amerika Serikat adalah sekutu lama, namun Negeri Ka'bah itu dan negara-negara Teluk tak suka Amerika Serikat menekan mereka agar memutuskan hubungan dengan Rusia, yang merupakan negara sesama produsen minyak dan anggota OPEC+ karena invasinya ke Ukraina. Mereka juga enggan diminta membatasi kesepakatan dengan Cina.
Arab Saudi adalah raksasa minyak sekaligus pemasok utama ke Cina. Pernyataan bersama Beijing dan Riyadh menegaskan kembali pentingnya stabilitas pasar global dan kolaborasi energi, sambil berusaha meningkatkan perdagangan non-minyak dan meningkatkan kerja sama dalam tenaga nuklir yang damai.
"Kedua belah pihak menegaskan kembali bahwa mereka akan terus mendukung kepentingan inti masing-masing," demikian pernyataan bersama Cina dan Arab Saudi.
Amerika Serikat dengan hati-hati mengamati pengaruh yang tumbuh dari persaingan ekonomi Beijing di wilayah Teluk. Cina punya kepentingan sebagai konsumen energi terbesar di dunia, saat yang sama perusahaan-perusahaan di Cina di sektor teknologi dan infrastruktur lainnya makin berkembang.
Presiden Xi mengatakan partisipasinya bersama negara-negara Liga Arab menandai 'era baru' dalam kerja sama kedua negara, yang diharapkan bisa terjalin kerja sama dengan Arab Saudi dan negara-negara Arab
Emir Qatar, putra mahkota Kuwait dan Presiden Mesir, Tunisia, Djibouti, Somalia dan Mauritania termasuk di antara para penguasa yang hadir bersama para pemimpin dan perdana menteri Irak, Maroko, Aljazair, Sudan dan Lebanon.
Menjelang pertemuan, Xi mengadakan pembicaraan bilateral dengan Putra Mahkota Kuwait Meshal al-Sabah, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, Perdana Menteri Irak Shia al-Sudani, Pemimpin Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Sejumlah diplomat mengatakan delegasi Cina akan menandatangani perjanjian dan nota kesepahaman dengan beberapa negara selain Arab Saudi. Riyadh sebelumnya menandatangani MoU dengan Huawei mengenai komputasi awan dan membangun kompleks teknologi tinggi di kota-kota di Arab Saudi.
Raksasa teknologi Cina itu telah berpartisipasi dalam membangun jaringan 5G di sebagian besar negara Teluk meskipun Amerika Serikat mengkhawatirkan kemungkinan risiko keamanan dalam menggunakan teknologinya.
REUTERS
Baca juga: Kematian Satu Keluarga di Kalideres Bukan Peristiwa Pidana, Polisi Akan Hentikan Penyelidikan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.