TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pangeran yang dianggap sebagai "orang tua gila" oleh keluarganya sendiri, muncul sebagai tokoh sentral dalam dugaan rencana kudeta pemerintah Jerman.
Baca juga: Kelompok Ekstremis Sayap Kanan akan Kudeta, Jerman Tangkap 25 Orang
Dia ditangkap bersama dengan tersangka komplotan lainnya – termasuk mantan anggota parlemen sayap kanan dan mantan tentara – dalam operasi nasional yang dilakukan oleh ribuan pasukan keamanan pada Rabu lalu.
Pangeran Heinrich XIII Reuss, keturunan keluarga bangsawan dengan sejarah lebih dari delapan abad, seharusnya diangkat sebagai pemimpin baru Jerman jika rencana itu berhasil, kata para pejabat.
Kelompok tersebut diduga anggota Warga Negara Reich (Reichsbuerger), sebuah gerakan yang menyatukan ekstremis sayap kanan dan ahli teori konspirasi. Tersangka dikatakan telah merencanakan untuk menyerbu parlemen dan telah membuat sketsa rincian pemerintahan baru mereka.
Heinrich XIII, seorang pengusaha real estate, ditangkap di kediamannya di Frankfurt dan dibawa keluar oleh polisi yang memakai masker. Kastilnya di Bad Lobenstein di wilayah timur Thuringia – tempat keluarga aristokratnya pernah memerintah sebidang tanah – juga digeledah.
Di kediaman megah inilah sang pangeran diduga berkomplot dengan sejumlah orang untuk menggulingkan pemerintah Jerman.
Pria berusia 71 tahun itu tak pernah menyembunyikan pandangan ekstremisnya. Ia meyakini gerakan Reichsbuerger sebagai kelanjutan Reich Jerman sebelum Perang Dunia I, atau kekaisaran, di bawah monarki.
Dalam pidatonya di sebuah konferensi di Zurich pada 2019, dia menyesali pengunduran diri kaisar Jerman pada 1918 dan bersikeras bahwa republik Jerman modern tidak sah.
Heinrich XIII mengacu pada "apa yang disebut Republik Federal Jerman" dan mengatakan bahwa negara itu "dikendalikan berdasarkan struktur administrasi yang dipasang oleh Sekutu setelah Perang Dunia II.”