TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Peru yang baru, Dina Boluarte, diambil sumpahnya kemarin, Rabu, 7 Desember 2022. Boluarte yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden, menggantikan pemimpin sayap kiri Pedro Castillo yang ditangkap setelah menjabat selama 15 bulan.
Baca: Baru Menjabat 15 Bulan, Presiden Peru Dimakzulkan
Kongres Peru menggulingkan Pedro Castillo dalam sidang pemakzulan pada Rabu, 7 Desember 2022, beberapa jam setelah dia menjerumuskan negara ke dalam krisis konstitusional. Castillo mencoba membubarkan badan legislatif melalui dekret.
Boluarte yang berusia 60 tahun dilantik sebagai presiden hingga 2026, menjadikannya wanita pertama yang memimpin Peru. Dia menyerukan gencatan senjata politik setelah berbulan-bulan ketidakstabilan, termasuk dua upaya pemakzulan sebelumnya. Ia mengatakan akan membentuk kabinet baru yang mencakup semua garis politik. Boluarte mengecam langkah Castillo membubarkan Kongres sebagai percobaan kudeta.
Castillo telah ditahan dan dituduh melakukan pemberontakan dan konspirasi karena melanggar tatanan konstitusional. Dalam siaran di televisi, Castillo terlibat meninggalkan kantor polisi. Dia ditahan di penjara polisi.
Sebelum menutup kongres, Castillo menyerukan pemilihan legislatif baru. Hal itu memicu pengunduran diri para menterinya. Baik sekutu maupun oposisi mengatakan dia mencoba melakukan kudeta. Polisi dan angkatan bersenjata memperingatkan bahwa cara yang diambil untuk membubarkan Kongres tidak konstitusional.
Beberapa protes jalanan terjadi meski tak diikuti oleh banyak peserta. Di Lima, puluhan orang mengibarkan bendera Peru bersorak atas kejatuhan Castillo. Di tempat lain di ibu kota dan di kota Arequipa, para pendukungnya berbaris dan bentrok dengan polisi. Salah satu pengunjuk rasa memegang papan bertuliskan, "Pedro, orang-orang bersamamu."
Simak: Kongres Peru Dukung Mosi Pemakzulan Presiden Pedro Castillo
REUTERS