TEMPO.CO, Jakarta - Seorang ahli pengobatan tradisional di China, Gu Xiaohong, menyarankan agar nama resmi Covid-19 diganti untuk mencerminkan mutas virus. Ia juga menyarankan agar China harus mengizinkan pasien dengan gejala ringan, untuk karantina di rumah.
Baca: Warga Beijing Borong Obat Flu dan Demam Menjelang Pelonggaran Kebijakan Covid
Gu Xiaohong mengatakan kepada surat kabar Beijing Daily yang dikelola pemerintah. Menurut dia, bahwa nama China untuk virus corona, yang mengidentifikasinya sebagai penyakit penyebab pneumonia, harus diubah menjadi sekadar virus menular.
Pendekatan China terhadap COVID, yang menekankan pengujian luas dan karantina kasus positif di fasilitas khusus, harus diubah dari "deteksi pasif" menjadi "pencegahan aktif." Pasien dengan kasus ringan, sebaiknya dirawat di rumah.
Gu mengatakan cabang penyakit menular Asosiasi Pengobatan Tiongkok yang dipimpinnya, telah mencapai konsensus untuk mengubah cara menggambarkan virus. Pernyataannya itu sejalan dengan relaksasi kebijakan Covid-19 oleh pemerintah China.
Ada ekspektasi luas bahwa melonggarkan kebijakan terkait Covid-19 dapat mengembalikan China ke kondisi normal seperti tiga tahun lalu. Para pejabat mulai mengecilkan bahaya yang ditimbulkan oleh virus tersebut.
Pada hari Senin, kantor berita resmi Xinhua mengatakan dalam sebuah komentar bahwa "periode tersulit telah berlalu." Xinhua mengutip melemahnya patogenisitas virus Corona dan upaya untuk memvaksinasi 90 persen populasi.
Simak: Kasus Covid-19 Meningkat, Malaysia Jamin Ketersediaan Stok Vaksin Sinovac
REUTERS