TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Korea Selatan menangkap dua petugas polisi senior pada Senin, 5 Desember 2022 terkait tragedi di Itaewon, Seoul. Mereka diduga ceroboh dalam menghadapi kerumunan massa Halloween yang mematikan tersebut.
Baca: Tragedi Itaewon, Korban Tewas Bertambah Menjadi 158 Orang
Kantor Berita Yonhap melaporkan, mereka adalah orang pertama yang ditahan terkait insiden 29 Oktober 2022, di distrik Itaewon yang menewaskan lebih dari 150 orang. Petugas pertama adalah Park Sung Min, mantan perwira tinggi intelijen di Badan Kepolisian Metropolitan Seoul. Menurut polisi, dia diduga memerintahkan penghapusan laporan internal yang memberikan peringatan darurat tentang kemungkinan masalah keamanan selama periode Halloween untuk menutupi kelambanannya.
Tersangka kedua yaitu Kim Jin Ho, mantan petugas intelijen di Kantor Polisi Yongsan, yang mencakup distrik Itaewon. Dia diduga membuat bawahannya menghapus laporan tersebut atas arahan Park.
Tragedi mematikan itu terjadi saat orang-orang yang bersuka ria membanjiri gang-gang di distrik kehidupan malam Itaewon, untuk merayakan perayaan Halloween bebas COVID-19 pertama dalam tiga tahun.
Sebagian besar yang tewas akibat malam mengerikan itu berusia dua puluhan dan tiga puluhan. Banyak orang mati tercekik dalam himpitan. Hampir 200 lainnya melarikan diri dengan luka-luka.
Polisi menghadapi kritik dan pengawasan publik yang ketat atas tanggapannya terhadap panggilan darurat dalam tragedi itu. Masyarakat Korea menuntut penyelidikan terhadap penanganan bencana secara keseluruhan oleh pihak berwenang.
Pekan lalu, beberapa kerabat korban mengadakan konferensi pers menuntut permintaan maaf pemerintah dan penyelidikan menyeluruh. Presiden Korsel Yoon Suk-yeol, Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min dan Komisaris Jenderal Polisi Nasional Yoon Hee-keun telah berjanji untuk melakukan penyelidikan secara transparan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan setelah selesai.
Simak: RI - Korsel Buat 10 Nota Kesepahaman: Kerja Sama MRT 4 hingga Pembangunan IKN
YONHAP | KYODO NEWS | REUTERS