TEMPO.CO, Jakarta - Seorang komandan Rusia dilaporkan tewas setelah anggota unitnya meninggalkan garis depan secara massal. Outlet berita independen Rusia The Insider melaporkan kematian Viktor Sevalnev, mantan narapidana berusia 43 tahun yang direkrut oleh Grup Wagner, sebuah kelompok tentara bayaran, untuk perang Rusia melawan Ukraina.
Baca: Dianggap Langgar Teritori Rusia, Dua Menteri Wanita Ukraina Terancam Ditangkap
Outlet tersebut mengutip informasi yang diperolehnya dari Vladimir Osechkin, seorang aktivis hak asasi manusia Rusia yang mengelola situs web antikorupsi Gulagu.net. Sevalnev mengepalai kompi senapan bermotor ke-7 yang disebut Republik Rakyat Luhansk (LPR) di timur Ukraina. Ia dirawat di rumah sakit setelah menderita luka-luka dalam pertempuran.
The Insider mengatakan rekaman percakapan antara Sevalnev dan istrinya pada November mengungkapkan bahwa dia telah diancam akan dieksekusi karena tentara di unitnya telah pergi. "Jangan kirim orang ke sini, mereka ingin membunuh semua orang," katanya dalam sambungan telepon dengan istrinya Lilia, menurut laporan itu.
"Hari ini saya, besok yang lain, itu saja. Kami hanya bahan pembunuhan (bagi mereka). Kementerian Pertahanan mengeksekusi orang. Mereka tahu bahwa kami (orang mati) dan mereka tidak peduli," ujarnya seperti dikutip dalam laporan tersebut.
Menurut outlet berita, pada November, unit Sevalnev mengalami kekalahan besar. Beberapa orang tentara tewas dan sisanya ditinggalkan.
Istrinya mengatakan dia diberitahu pada 1 Desember bahwa Sevalnev telah meninggal di wilayah Donbas pada 25 November karena luka pecahan peluru dan pukulan kuat di kepala. Namun, Osechkin mengatakan kepada outlet berita bahwa dia ragu tentang kejadian versi Kremlin. Dia mengatakan dia percaya bahwa Sevalnev bisa saja dieksekusi karena desersi bawahannya.
Klaim Osechkin belum berhasil diverifikasi secara independen. Kementerian Luar Negeri Rusia juga belum memberikan komentar.
Osechkin menunjuk pada kematian baru-baru ini dari mantan narapidana lainnya, Yevgeny Nuzhin, yang telah direkrut pada bulan Juli oleh Grup Wagner, yang didirikan Yevgeny Prigozhin. Rekaman pembunuhannya diterbitkan bulan lalu oleh saluran Telegram yang terhubung dengan Wagner, Grey Zone. Klip itu memperlihatkan seorang pria tak dikenal memukul Nuzhin, 55, dengan palu godam.
Nuzhin telah diwawancara di Ukraina setelah ditangkap oleh pasukan Ukraina pada bulan September. Dalam wawancara itu dia mengkritik pejabat Rusia dan mengatakan ingin berpindah ke pihak Ukraina.
"Seluruh keluarga kami menangis menyaksikan video itu, dia dibunuh seperti binatang," kata putranya.
Video itu dibantah oleh bos Wagner. Prigozhin mengatakan rekaman itu adalah pekerjaan sutradara yang luar biasa yang dapat ditonton dalam sekali duduk. Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan itu bukan urusan kami.
Prigozhin membantah laporan pembunuhan Sevalnev saat ditanya oleh Gulagu.net. Dia juga membantah bahwa Sevalnev telah direkrut oleh Grup Wagner.
Simak: Ukraina Sukses Serang Tiga Pangkalan Udara Rusia dengan Drone
NEWSWEEK