TEMPO.CO, Jakarta - Ibu kota China, Beijing, tidak lagi mewajibkan orang yang memasuki supermarket dan bangunan komersial untuk menunjukkan tes COVID-19 negatif pada ponsel mereka. Namun Beijing masih mensyaratkan hasil tes negatif untuk memasuki kafe internet, sekolah, bar, lounge KTV, gym dalam ruangan, dan panti jompo.
Baca: Peretas China APT41 Bobol Dana Bantuan Covid AS hingga Jutaan Dolar
China mulai melonggarkan aturan Covid-19 secara bertahap. Dilansir dari Reuters, seorang sumber yang mengetahui hal ini mengatakan China akan mengumumkan pelonggaran aturan Covid-19 paling cepat pada Rabu, 7 Desember 2022. Pelonggaran aturan Covid disambut positif oleh investor.
Tiga tahun setelah pandemi, China masih menerapkan kebijakan nol-Covid, sangat kontras dibandingkan negara-negara lain di dunia. Sebagian besar negara telah memutuskan untuk hidup dengan virus ini.
Pendekatan ketat telah menghancurkan China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia itu. Ratusan juta orang penduduknya mengalami tekanan mental hingga memicu ketidakpuasan publik terbesar sejak Presiden Xi Jinping mengambil alih kekuasaan pada 2012.
Meskipun protes yang berlangsung sejak bulan lalu mulai mereda, sejumlah kota di China mulai melonggarkan aturan. Pejabat tinggi juga mulai melunak ihwal bahaya yang diakibatkan oleh virus Corona.
Pusat keuangan Shanghai mengumumkan pada Senin malam bahwa orang yang akan masuk ke tempat umum tak perlu lagi menunjukkan hasil tes negatif Corona mulai hari ini. Menurut dua sumber yang mengetahui masalah ini, aturan nasional baru akan segera diumumkan.
Para analis memperkirakan China mungkin akan menghentikan kontrol perbatasan dan membuka kembali ekonomi lebih cepat dari yang diharapkan pada tahun depan. "Jalan untuk membuka kembali ekonomi mungkin bertahap, menyakitkan, dan bergelombang," tulis kepala ekonom Nomura China Ting Lu dalam sebuah catatan penelitian pada hari Senin. Ia menambahkan bahwa China tampaknya tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk gelombang infeksi baru.
Ketika infeksi meningkat, infrastruktur medis China ikut tertekan. Kasus ringan dan tanpa gejala harus dikarantina di rumah, kata Feng Zijian, mantan wakil kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, kepada The Paper. Warga China yang belum menyelesaikan imunisasi dasar atau mendapatkan suntikan penguat harus melakukannya sesegera mungkin, terutama orang tua dan rentan, kata Feng.
Tetapi pelonggaran yang tidak merata selama seminggu terakhir telah membuat beberapa orang di China takut terjebak karena aturan berubah dengan cepat. Yin, yang tinggal di sebuah kota kecil dekat Beijing, mengatakan mertuanya menderita demam dan sakit tenggorokan tetapi tidak mau dites karena takut dikarantina pemerintah. "Yang kami inginkan hanyalah pulih di rumah," katanya kepada Reuters, berbicara tanpa menyebut nama lengkap.
Simak: Penjualan Senjata Global Naik Jadi US$592 Miliar pada 2021
REUTERS