Perusahaan Rusia juga terpengaruh karena sanksi terkait perang yang mempersulit produsen untuk mengakses semikonduktor dan menerima pembayaran untuk pengiriman mereka. Sementara penjualan enam perusahaan Rusia naik tipis sebesar 0,4 persen menjadi US$17,8 miliar.“Ada tanda-tanda stagnasi meluas di seluruh industri senjata Rusia,” kata laporan itu.
Sementara penjualan senjata di 40 perusahaan AS mencatat total US$299 miliar pada 2021. Namun, angka penjualan itu sedikit lebih rendah secara riil akibat inflasi yang tinggi. Lima perusahaan teratas yang mencatat kenaikan penjualan senjata antara lain Lockheed Martin, Raytheon Technologies, Boeing, Northrop Grumman, dan General Dynamics yang berbasis di AS.
Laporan SIPRI juga mencatat lonjakan besar dalam penjualan dari produsen China. Sebanyak delapan perusahaan senjata China mencatat total penjualan senjata sebesar US$109 miliar atau meningkat 6,3 persen dari tahun sebelumnya. Sementara empat pabrikan China berada dalam daftar Top 10.
“Ada gelombang konsolidasi dalam industri senjata China sejak pertengahan 2010-an. Pada 2021, CSSC China menjadi pembuat kapal militer terbesar di dunia, dengan penjualan senjata sebesar US$11,1 miliar setelah merger antara dua perusahaan yang ada,” tutur peneliti SIPRI, Xiao Liang.
Pabrikan Korea Selatan juga mengalami pertumbuhan penjualan di atas rata-rata. Empat perusahaan dalam daftar SIPRI melaporkan peningkatan penjualan gabungan 3,6 persen dari tahun sebelumnya, atau sebesar US$7,2 miliar. Produsen mesin Hanwha Aerospace, mencatat penjualan tertinggi. Penjualan perusahaan itu melonjak 7,6 persen menjadi US$2,6 miliar dan diharapkan tumbuh secara signifikan di tahun-tahun mendatang setelah menandatangani kesepakatan senjata besar dengan Polandia awal tahun ini.
Sebanyak 27 perusahaan dengan kantor pusat di Eropa dalam 100 daftar teratas, mencatat peningkatan penjualan senjata gabungan sebesar 4,2 persen atau mencapai US$123 miliar. Grup Penerbangan Dassault Prancis, misalnya, mencatat pertumbuhan kuat, dengan penjualan naik 59 persen menjadi US$6,3 miliar pada 2021. Ini didorong oleh pengiriman 25 pesawat tempur Rafale.
Namun, di tempat lain di Eropa, perusahaan berjuang dengan gangguan rantai pasokan. Sebagian besar perusahaan kedirgantaraan militer melaporkan kerugian. Basis Data Industri Persenjataan SIPRI dibuat pada 1989. Versi saat ini berisi data dari 2002, dan perusahaan China telah disertakan sejak 2015.
Baca juga: Korea Selatan Jual Senjata Howitzer Rp23 Triliun ke Mesir
AL JAZEERA