TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah daerah Wales memutuskan memperkenalkan aturan baru, yang akan mengurangi manfaat yang diterima para pengungsi Ukraina di sana. Kebijakan ini diambil setelah Pemerintah Inggris memperingatkan tentang prospek fiskal yang sulit.
Mereka yang terdampak oleh kebijakan ini akan dikabari lewat sepucuk surat yang akan menjelaskan detail kebijakan Perdana Menteri Wales, Mark Drakerod, pada Kamis, 30 November 2022. BBC mewartakan kebijakan ini akan berlaku pada sekitar 1.500 orang.
Baca juga: Duel Belanda vs Argentina di Piala Dunia 2022, Laga Sulit untuk Lionel Messi dan Scaloni
Para pengungsi Ukraina saat ini tinggal di kamar-kamar hotel, taman liburan dan akomodasi sementara lainnya. Pengungsi yang sudah menetap selama lima pekan atau lebih, harus membayar akomodasi dengan kocek sendiri. Kebijakan ini agar para pengungsi itu mau pindah ke fasilitas perumahan yang disediakan Pemerintah Wales atau jika tidak mau, dikenai denda 25 GBP (Rp 475 ribu) per minggu atau denda 37 GBP (Rp700 ribu) per minggu untuk keluarga dengan empat orang atau lebih.
Kebijakan Pemerintah Wales yang baru, dituduh dirancang tidak untuk menghemat uang karena fasilitas laundry gratis dihapuskan. Begitu juga layanan menggunakan toilet, produk kebersihan, bahkan makanan untuk hewan peliharaan, tidak akan gratis lagi.
“Kami akan membantu para pengungsi terintegrasi dengan masyarakat lokal dengan mendorong mereka mencuci sendiri pakaian dan membayar biaya makan setidaknya satu kali dalam sehari,” demikian keterangan Pemeritanah Wales.
Penumpang, termasuk pengungsi dari kota Sumy dan Kyiv, berjalan di sepanjang peron stasiun kereta api setibanya di Lviv, Ukraina 25 Februari 2022. REUTERS/Pavlo Palamarchuk
Kebijakan baru ini berlaku mulai Januari 2023 di sebagian besar wilayah Wales, kendati empat dewan (Wrexham, Monmouthshire, Conwy, dan Blaenau Gwent ) sudah mulai melakukan uji coba denda akomodasi.
Kebijakan baru ini juga untuk menyasar sejumlah masalah yang muncul dari skema visa sponsor, yang diterbitkan Inggris. Lewat skema itu, banyak keluarga para pengungsi tidak mau pindah dari lokasi penempatan awal atau welcome centers, yang sering dinamai ‘hotel mewah’, ke tempat yang sudah ditunjuk pemerintah.
Sumber: Reuters
Baca juga: Korban Gempa Cianjur Meninggal Setelah 5 Hari Ngungsi ke Bogor
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.