TEMPO.CO, Jakarta - Iran pada Minggu, 4 Desember 2022, menjatuhi vonis hukuman mati empat laki-laki karena dianggap telah bekerja sama dengan agen mata-mata asal Israel, Mossad. Kabar ini dipublikasi media milik Pemerintah Iran.
Iran sudah lama curiga musuh bebuyutannya, Isreal, melakukan aksi mata-mata di wilayah Iran. Belum lama ini, Tehran menuduh Israel dan intelijen dari negara-negara Barat merencanakan perang saudara di Iran, yang sekarang sedang diselimuti gelombang unjuk rasa anti-pemerintah dan yang terbesar sejak revolusi Iran 1979.
Baca juga:Presiden Ebrahim Raisi Tak Akan Ubah Kebijakan Iran dalam Menangani Demonstran
Media di Iran pada Rabu, 30 November 2022, mewartakan Mahkamah Agung Iran telah menguatkan vonis hukuman mati pada empat laki-laki atas kejahatan bekerja sama dengan badan intelijen zionis Israel dan penculikan. Identitas lengkap empat orang yang dieksekusi mati itu tidak dipublikasi.
Kantor berita Mehr melaporkan dalam putusan Mahkamah Agung, terdapat pula tiga terdakwa lainnya, yang divonis hukuman penjara lima tahun sampai 10 tahun atas dakwaan melawan keamanan nasional, membantu penculikan dan kepemilikan senjata secara ilegal.
Adapun kantor berita Tasnim mewartakan para terdakwa ditahan sejak Juni 2022 atau sebelum adanya gelombang unjuk rasa seperti saat ini di Iran. Terbongkarnya kejahatan para terdakwa buah kerja sama antara Badan Intelijen Iran dan Garda Revolusi Iran.
Iran sebelumnya pada September 2022 dilaporkan telah mengembangkan pesawat tak berawak atau drone bunuh diri jarak jauh canggih. Kantor berita semi-resmi Mehr News mewartakan drone ini dirancang untuk menyerang Tel Aviv dan Haifa di Israe berdasarkan keterangan sumber di Angkatan Darat Iran.
Kepala pasukan angkatan darat Iran Brigadir Jenderal Kiomars Heidari mengatakan pesawat tak berawak yang diberi nama Arash-2 itu adalah versi terbaru dari Arash-1.
Menanggapi pengumuman Iran, Kepala Mossad, David Barnea, mengatakan, “Kami baru-baru ini menggagalkan puluhan serangan teroris di luar negeri. Antara lain, ia menyebutkan menggagalkan serangan teroris di Siprus, Turki – serta di Kolombia."
Sumber: Reuters
Baca juga:Rusia Curiga Diplomatnya di Luar Negeri Ditawari Membelot
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.