TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh NATO mengobarkan ketegangan di wilayah yang dekat dengan Cina. Cara itu dikhawatirkan Moskow menimbulkan risiko bagi Rusia.
Baca juga: Menlu Rusia Buka Suara Soal Nuklir, Hindari Konfrontasi dengan Negara Besar
"Laut Cina Selatan sekarang menjadi salah satu wilayah di mana NATO meningkatkan ketegangan," kata Lavrov dalam konferensi pers, Kamis, 1 Desember 2022.
“Kami tahu betapa seriusnya Cina melihat provokasi semacam itu, belum lagi Taiwan dan Selat Taiwan. Dan kami memahami bahwa permainan NATO di wilayah ini membawa ancaman dan risiko bagi Federasi Rusia. Wilayah itu yang masuk bagian dari Cina, dekat dengan pantai kami dan laut kami," ujarnya.
Lavrov mengatakan itu sebabnya Rusia mengembangkan kerja sama militer dengan Cina dan melakukan latihan bersama. Dia menyebut NATO di bawah kepemimpinan Amerika Serikat sedang mencoba untuk menciptakan situasi eksplosif di Laut Cina Selatan setelah Eropa.
Menteri Luar Negeri Rusia itu tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya. Akan tetapi dia menyinggung pembentukan aliansi AUKUS antara Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.
Dia juga menuduh NATO mencoba menyeret India, ke dalam apa yang dia sebut sebagai aliansi anti-Rusia dan anti-Cina, pada saat dia mengatakan bahwa Barat sedang berusaha untuk menekan pengaruh Rusia.
Rusia dikecam habis oleh Barat karena invasi ke Ukraina. Negara-negara Barat mengisolasi Moskow di forum internasional dan menghukumnya dengan sanksi ekonomi.
Kremlin beberapa kali menyebut misi operasi militer Rusia ke Ukraina itu untuk membebaskan warganya di Donbas. Perluasan aliansi Barat ke timur Eropa juga menjadi perhatian Moskow.
Baca juga: Cina Minta NATO Setop Menyebutnya Sebagai Ancaman Global
REUTERS