TEMPO.CO, Beijing -Pekan lalu masyarakat di Cina menggelar aksi unjuk rasa maraton menolak kebijakan zero COVID-19 yang diterapkan pemerintah. Aksi tersebut dipicu oleh peristiwa kebakaran apartemen di Urumqi, yang menewaskan sepuluh orang.
Para demonstran mengatakan, pembatasan COVID-19 yang ketat telah menghambat upaya penyelamatan. Namun pemerintah Cina membantah hal itu.
Baca : Aktivitas Pabrik di Cina Terkontraksi karena Aturan Covid-19
Meskipun berbagai negara di Asia sudah melakukan pelonggaran dan memperluas vaksinasi, Cina selama ini tetap memberlakukan penguncian ketat alias lockdown untuk memerangi penyebaran COVID-19 di negara itu. Lantas apa itu kebijakan zero COVID-19 dan bagaimana peraturan ini mempengaruhi warga di sana?
Beleid Ketat Zero Covid-19
Mengutip DW, Kebijakan zero COVID-19 Cina adalah upaya untuk mencegah penyebaran komunitas dari virus corona. Tujuan Cina dalam memerangi COVID-19 adalah untuk menjaga kasus mendekati nol. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah Cina telah memberlakukan beberapa tindakan kejam, menerapkan strategi menggunakan penguncian yang ketat dan terarah serta pengujian massal.
Sedangkan menurut Voice of America, kebijakan penanganan Covid di Cina merupakan salah satu yang terketat di dunia.
Kebijakan zero-COVID nasional Cina diterapkan di tingkat lokal. Meskipun kebijakan dapat berbeda di setiap wilayah, semuanya cenderung menerapkan metode berikut:
- Lockdown dapat dilakukan meskipun hanya beberapa kasus Covid-19 yang terdeteksi. Area yang terkena dampak dapat mempengauhi kebijakan lockdown hingga ke seluruh kota. Kota-kota besar dapat ditutup selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
- Aplikasi pelacak digunakan oleh pihak berwenang untuk memantau pergerakan orang guna mencoba melacak penyebaran virus. Warga perlu menggunakan aplikasi untuk memasuki tempat umum dan diberi tahu jika mereka berpapasan dengan orang yang terinfeksi atau bepergian ke area berisiko tinggi, yang mengakibatkan pengujian atau isolasi wajib.
- Pemerintah melakukan tes massal di tempat-tempat di mana kasus Covid-19 telah dilaporkan. Bahkan di tempat-tempat di mana tidak ada kasus baru, warga seringkali harus memiliki tes Covid-19 negatif baru-baru ini untuk dapat memasuki atau menggunakan fasilitas umum.
- Siapa pun yang telah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi ditempatkan di fasilitas karantina pemerintah atau diperintahkan untuk diisolasi. Bahkan mereka yang hanya melakukan kontak jarak jauh dengan orang yang terinfeksi atau orang yang berpotensi terinfeksi dapat diwajibkan melakukan isolasi. Isolasi tersebut ditegakkan dengan segel elektronik yang dipasang di pintu rumah warga.
Demikian beberapa kebijakan ketat zero Covid-19 di Cina seperti lockdown, yang karena beberapa sebab, memantik gelombang demonstrasi di beberapa kota.
HATTA MUARABAGJA
Baca juga : Top 3 Dunia: Dukungan Keluarga untuk Anwar Ibrahim dan Reporter BBC Ditahan Cina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.