TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Kementerian Luar Negeri China diam tercengang saat ditanya oleh salah seorang wartawan mengenai protes mandat ketat nol-Covid yang masih berlangsung di negara itu. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zao Lijian sedang berada di tengah konferensi pers regulernya, pada Selasa, 29 November 2022, saat disinggung oleh jurnalis Reuters mengenai unjuk rasa itu. Wartawan menanyakan langkah yang akan diambil oleh pemerintah ihwal unjuk rasa yang masih berlangsung memprotes kebijakan lockdown di Cina itu.
Baca: China Semangat Lockdown, Dampaknya dari Demonstrasi sampai 20 Ribu Buruh Mundur
“Mengingat kemarahan dan frustrasi yang meluas pada kebijakan nol-COVID dalam beberapa hari terakhir di seluruh China, apakah China berpikir untuk mengakhirinya dan jika ya, kapan?” tanya reporter itu, dilansir Sky News Australia.
Zhao sempat terdiam selama 30 detik, sebelum mengajukan pertanyaan untuk diulang. Juru bicara itu akhirnya memberikan tanggapan yang sangat hati-hati dan tanpa tergesa-gesa setelah hampir satu menit berlalu sejak pertanyaan pertama kali diajukan.
"Apa yang Anda sebutkan tidak mencerminkan apa yang sebenarnya terjadi," katanya. “China telah mengikuti kebijakan nol-COVID yang dinamis.”
Ketidakpuasan yang tak terbendung atas kebijakan pencegahan Covid-19 yang ketat tiga tahun setelah pandemi, memicu protes di kota-kota China. Itu merupakan gelombang pembangkangan sipil terbesar sejak Presiden China Xi Jinping berkuasa satu dekade lalu.
Protes tersebut merupakan protes anti-pemerintah terbesar sejak gerakan mematikan Lapangan Tiananmen 1989 dan merupakan kejadian yang sangat langka dalam kehidupan publik China.
Polisi China dikerahkan di Beijing dan Shanghai pada Selasa, 29 November 2022, untuk menghalau aksi massa yang telah mengganggu kehidupan jutaan orang, merusak ekonomi dan secara singkat memicu seruan langka agar Xi Jinping mundur.
Aksi protes itu mendapatkan perhatian dari negara-negara Barat. Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa hak dan kebebasan harus dilaksanakan dalam kerangka hukum.
Simak: Berjuang Melawan Leukemia, Mantan Presiden China Jiang Zemin Meninggal di Usia 96
SKY NEWS AU | REUTERS