TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Kehakiman Amerika Serikat menyatakan tiga warga negara Amerika asal Kamerun telah ditangkap dan didakwa mengumpulkan dana untuk kelompok separatis di negara Afrika Tengah itu.
Baca:
Kamerun adalah negara yang sebagian besar berbahasa Prancis dengan minoritas berbahasa Inggris yang telah lama mengeluhkan marginalisasi.
Seperti dilansir Reuters pada Selasa, 29 November 2022, pada 2017, para pejuang dari dua wilayah berbahasa Inggris mulai melawan militer dengan tujuan membentuk negara yang memisahkan diri, yang mereka sebut Ambazonia. Konflik telah menewaskan ribuan orang.
Dalam pernyataan Departemen Kehakiman yang dirilis pada hari Senin lalu, tiga orang yang didakwa bernama Claude Chi, 40 tahun, dari Lee's Summit, Missouri; Francis Chenyi (49) dari St. Paul, Minnesota; dan Lah Nestor Langmi (46) dari Buffalo, New York.
Mereka diduga meminta dan mengumpulkan dana untuk pasokan logistik, senjata, dan bahan peledak yang akan digunakan dalam serangan terhadap personel pemerintah dan pasukan keamanan Kamerun.
"Selain lebih dari US$ 350 ribu yang dikumpulkan para terdakwa melalui sumbangan sukarela, surat dakwaan menuduh Chi, Chenyi, dan Langmi bersekongkol dengan orang lain untuk menculik warga sipil di Kamerun dan menahan mereka untuk tebusan," kata pernyataan itu.
"Dalam beberapa kasus, warga Amerika diperas untuk pembayaran uang tebusan untuk membebaskan kerabat mereka yang diculik di Kamerun," tambahnya. Pembayaran tebusan kemudian ditransfer ke pejuang separatis untuk mendanai operasi mereka.
Ketiga terdakwa masing-masing memegang posisi senior dalam sebuah organisasi yang mendukung kelompok yang dikenal sebagai Pasukan Restorasi Ambazon dan pejuang separatis lainnya di wilayah barat laut Kamerun. Mereka telah mengumpulkan dana untuk kelompok-kelompok tersebut sejak 2018.
Reuters tidak dapat segera menjalin kontak dengan kelompok separatis Pasukan Pemulihan Ambazon atau perwakilan para terdakwa.
Baca:
REUTERS