TEMPO.CO, Jakarta - China mengatakan Selasa 29 November 2022 akan mempercepat upaya memvaksinasi COVID-19 warga lanjut usia (lansia) berusia 60 tahun ke atas. Langkah ini dilakukan setelah negara itu mencatat rekor jumlah kasus harian dalam beberapa hari terakhir.
Baca juga: Amerika Serikat Mendukung Protes Damai di China
Pengumuman itu muncul setelah protes besar-besaran di sejumlah kota pada akhir pekan menuntut diakhirinya kebijakan nol-COVID yang ketat di negara itu. Pemerintah menanggapi jumlah kasus kecil COVID-19 dengan penguncian yang keras dan perintah karantina.
Tingkat vaksinasi yang rendah di China, terutama di antara populasi yang lebih tua, telah lama dianggap memperpanjang pendekatan tanpa toleransi Beijing terhadap COVID-19.
Komisi Kesehatan Nasional Beijing (NHC) berjanji untuk "mempercepat peningkatan tingkat vaksinasi untuk warga berusia di atas 80 tahun, dan terus meningkatkan tingkat vaksinasi untuk orang berusia 60-79 tahun.”
Komisi juga mengatakan akan "membentuk kelompok kerja khusus untuk membuat pengaturan khusus untuk vaksinasi COVID-19 terhadap lansia.”
“Perlu untuk melakukan pendidikan sains populer tentang arti dan manfaat vaksinasi, dan mempublikasikan sepenuhnya kemanjuran vaksin dalam mencegah penyakit parah dan kematian,” ujar Komisi.
Hanya 65,8 persen orang berusia di atas 80 tahun yang divaksinasi penuh, kata pejabat NHC dalam konferensi pers Selasa. Dan China belum menyetujui vaksin mRNA, yang terbukti lebih efektif, untuk penggunaan publik.
Banyak yang khawatir bahwa pencabutan kebijakan nol COVID sementara sebagian besar penduduk belum diimunisasi sepenuhnya, dapat membebani sistem perawatan kesehatan China. Ini juga dapat menyebabkan lebih dari satu juta kematian.
Namun, kebijakan nol-COVID telah memicu keresahan besar-besaran, dengan warga turun ke jalan di kota-kota besar China pada Minggu untuk memprotes penguncian yang kejam dan pembatasan kebebasan bergerak yang lebih luas.
Kebakaran mematikan pekan lalu di sebuah apartemen di Urumqi, ibu kota wilayah Xinjiang, China barat laut, menjadi pemicu gelombang kemarahan. Pengunjuk rasa menyalahkan pembatasan COVID-19 menghambat upaya penyelamatan sehingga menyebabkan 10 orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Klaim ini dibantah pemerintah.
China mencatat 38.421 infeksi domestik pada Selasa, sedikit turun dari rekor tertinggi yang terlihat selama akhir pekan. Jumlah ini relatif rendah jika dibandingkan dengan beban kasus yang terlihat di negara-negara Barat selama puncak pandemi.
Baca juga: Otoritas China Mulai Menyelidiki Protes Anti-Pembatasan COVID-19
CHANNEL NEWSASIA