TEMPO.CO, Jakarta - Asap tebal menyelimuti ibu kota India, New Delhi pada Selasa 29 November 2022, ketika polusi udara memburuk dengan masuknya musim dingin. Seperti dilansir Reuters, polusi meningkatkan konsentrasi partikel halus di udara tiga kali lipat di atas batas yang dapat diterima.
Baca juga: Pencemaran Udara Lewati Ambang Batas, SD di New Delhi Diliburkan
Ibu kota paling tercemar di dunia itu berjuang untuk bernapas lega setiap musim dingin karena suhu dingin dan angin tenang menjebak polutan lebih dekat ke tanah.
"Ketika suhu minimum turun, kabut yang terjadi secara bertahap pada dini hari kemungkinan akan meningkat, yang menyebabkan penurunan indeks kualitas udara (AQI)," kata Sistem Kualitas Udara dan Peramalan dan Penelitian Cuaca (SAFAR) pemerintah federal di sebuah buletin harian.
AQI di beberapa bagian kota melonjak di atas 400 pada Selasa, yang diklasifikasikan sebagai kategori polusi udara 'parah', menurut Dewan Pengendalian Polusi Pusat (CPCB).
Tingkat partikel halus berukuran 2,5 mikrogram atau PM2.5 adalah 180 mikrogram per meter kubik udara pada pukul 10 pagi di Wilayah Ibu Kota Nasional Delhi, data CPCB menunjukkan. Ini tiga kali di atas batas yang dapat diterima 24 jam sebesar 60 mikrogram per meter kubik udara.
Pihak berwenang telah melakukan beberapa langkah selama bertahun-tahun untuk meningkatkan kualitas udara kota. Termasuk mengganti armada angkutan umum Delhi ke bahan bakar yang lebih bersih, menyemprotkan air dari atas menara dan di jalan, serta mengendalikan pembakaran kayu bakar dan limbah selama cuaca dingin.
Namun, para ahli mengatakan langkah-langkah ini perlu diterapkan di seluruh India utara dan di kota-kota besar dan kecil di sekitar New Delhi yang membentuk Wilayah Ibu Kota Nasional yang lebih luas, yang juga menderita kualitas udara yang buruk, untuk mengendalikan polusi secara efektif.
Baca juga: India Perkenalkan Helm Berfilter Udara, Kurangi 80 Persen Polutan
REUTERS