TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah media terkemuka dari Amerika Serikat dan Eropa yang telah bekerja sama dengan pendiri WikiLeaks mendesak Washington mengakhiri penuntutannya terhadap Julian Assange.
Baca juga: Inggris Beri Lampu Hijau Ekstradisi Julian Assange ke Amerika
“Dakwaan ini menjadi preseden yang berbahaya, dan mengancam merusak Amandemen Pertama Amerika dan kebebasan pers,” kata editor dan penerbit Guardian, New York Times, Le Monde, Der Spiegel, dan El País dalam sebuah surat terbuka pada Senin seperti dilansir Reuters Selasa 29 November 2022.
“Publikasi bukanlah kejahatan,” kata media tersebut dalam surat mereka pada Senin.
Assange dicari oleh otoritas AS atas 18 tuduhan, termasuk tuduhan mata-mata, karena merilis catatan rahasia militer AS dan kawat diplomatik oleh WikiLeaks. Pendukungnya mengatakan dia adalah pahlawan yang menjadi korban karena mengungkap kesalahan AS, termasuk dalam konflik di Afghanistan dan Irak.
Baca Juga:
Senin lalu menandai dua belas tahun sejak sejumlah media tersebut berkolaborasi untuk merilis kutipan dari lebih dari 250.000 dokumen yang diperoleh Assange dalam apa yang disebut kebocoran "Cablegate".
Materi tersebut dibocorkan ke WikiLeaks oleh tentara Amerika saat itu, Chelsea Manning, dan mengungkapkan cara kerja diplomasi AS di seluruh dunia. Dokumen tersebut mengungkap “korupsi, skandal diplomatik, dan urusan mata-mata dalam skala internasional,” kata surat itu.
Pada Agustus, sekelompok jurnalis dan pengacara menggugat CIA dan mantan direkturnya, Mike Pompeo, atas tuduhan bahwa badan intelijen tersebut memata-matai mereka ketika mereka mengunjungi Assange selama dia tinggal di kedutaan Ekuador di London.
Assange menghabiskan tujuh tahun di kedutaan sebelum diseret keluar dan dipenjara pada 2019 karena melanggar persyaratan jaminan. Dia tetap di penjara di London sementara kasus ekstradisinya diputuskan.
Jika diekstradisi ke Amerika Serikat, dia menghadapi hukuman hingga 175 tahun penjara dengan keamanan maksimum Amerika. Tim hukumnya telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi di London untuk memblokir ekstradisinya dalam pertarungan hukum yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade.
Baca juga: Pendukung Julian Assange Unjuk Rasa di Depan Parlemen Inggris
REUTERS