TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengindikasikan proses pembentukan kabinet pemerintahannya tidak akan didasari oleh semacam transaksi dari dukungan politik. Dia kembali menggemakan dewan menterinya akan ramping.
Baca juga: Alasan Anwar Ibrahim Ogah Pakai Mobil Dinas Mercy Baru: Jangan Boros
“Saya ingin mereka mendukung saya berdasarkan kebijakan saya dan komitmen saya terhadap pemerintahan yang baik, komitmen saya terhadap gerakan antikorupsi, dan untuk menyadarkan ekonomi. Itu sebenarnya," kata Anwar pada Minggu, 27 November 2022, dalam konferensi pers usai memimpin Rapat Khusus Dewan Aksi Nasional mengenai masalah biaya hidup di Putrajaya.
Anwar tak menampik dirinya mungkin akan mempertimbangkan satu atau dua sosok yang dia perlukan. Akan tetapi dia mengingatkan, jangan melihat itu sebagai ganjaran pada penguasa politik karena telah mendukungnya.
Mengenai kapan tepatnya susunan kabinet itu akan dipublikasikan, Anwar mengatakan akan mengumumkannya dalam beberapa hari ke depan. Dia masih berdiskusi dengan anggota koalisi, termasuk empat partai utama di Pakatan Harapan - PKR, DAP, Amanah dan Organisasi Persatuan Progresif Kinabalu.
Menurut Anwar, dia telah melakukan pertemuan yang sangat baik dengan Perdana Menteri Sarawak Tan Sri Abang Johari Tun Openg (ketua Gabungan Parti Sarawak) kemarin. Selanjutnya dia harus berbicara dengan perwakilan Barisan Nasional.
"Mereka (Barisan Nasional) memiliki komite kerja juga untuk memberikan beberapa rekomendasi,” kata Anwar. Dia menambahkan akan bertemu Ketua Menteri Sabah dan ketua Gabungan Rakyat Sabah (GRS) Hajiji Noor pada Minggu malam.
Di hari pertama menjabat sebagai perdana menteri pada Jumat, 25 November 2022, Anwar mengatakan ukuran kabinetnya akan dikurangi. Dia juga sedang menggalang suara anggota yang akan diangkat untuk mengurangi gaji mereka.
Dalam menjalankan pemerintahannya Anwar Ibrahim menyatakan akan fokus untuk mengatasi krisis biaya hidup di tengah ekonomi yang melambat. Malaysia juga menghadapi ancaman keterpecahan paska-pemilu. Para relawan mengharapkan bahwa pemerintah Anwar akan mencegah kembalinya ketegangan bersejarah antara etnis Melayu, mayoritas Muslim, dan minoritas etnis China dan India.
Baca juga: Dinikmati Warga Kaya, Anwar Ibrahim Tinjau Pemberian Subsidi
REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA