TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menjadi tuan rumah pertemuan puncak di Kyiv dengan negara-negara sekutu pada Sabtu, 26 November 2022, untuk mematangkan rencana mengekspor biji-bijian, termasuk gandum, senilai $150 juta (Rp2,3 Triliun) ke negara-negara yang paling rentan terhadap kelaparan dan kekeringan.
Zelenskiy mengatakan gagasan untuk mengirimkan biji-bijian ini menunjukkan keamanan pangan global bukan hanya kata-kata kosong.
Kremlin sebelumnya mengatakan makanan yang diekspor dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina di bawah rencana yang dimediasi PBB belum mencapai negara-negara yang paling rentan. Zelenskiy mengatakan Kyiv telah mengumpulkan $150 juta (Rp2,3 triliun) dari lebih dari 20 negara dan Uni Eropa untuk mengekspor biji-bijian ke negara-negara seperti Ethiopia, Sudan, Sudan Selatan, Somalia dan Yaman.
"Kami berencana mengirim setidaknya 60 kapal dari pelabuhan Ukraina ke negara-negara yang paling menghadapi ancaman kelaparan dan kekeringan," kata Zelenskiy dalam pertemuan tersebut.
KTT tersebut dihadiri langsung oleh Perdana Menteri Belgia, Polandia dan Lituania serta Presiden Hongaria. Sedangkan Presiden Jerman dan Prancis serta ketua Komisi Eropa menyampaikan pidato melalui video.
Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah KTT mengatakan sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, dunia telah menerima 10 juta ton lebih sedikit produk pertanian dibandingkan periode yang sama 2021.
"Ini berarti keamanan pangan jutaan orang di seluruh dunia terancam serius. Kami yakin kami akan bersama-sama mengatasi konsekuensi kemanusiaan dan ekonomi yang parah dari krisis pangan global yang disebabkan oleh perang agresif Rusia melawan Ukraina," katanya, menyalahkan blokade Rusia terhadap pelabuhan Ukraina di awal konflik.
Baca juga: Ukraina Secara Bertahap Memulihkan Aliran Listrik
Pertemuan itu bertepatan dengan hari peringatan tahunan Ukraina untuk Holodomor, yakni bencana kelaparan era Stalin yang menewaskan jutaan warga Ukraina pada musim dingin 1932-1933.
Dalam pidatonya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan kontribusi sebesar 6 juta euro (Rp 98 miliar) untuk transportasi dan distribusi biji-bijian Ukraina ke Yaman dan Sudan lewat Program Pangan Dunia.
"Negara yang paling rentan tidak boleh membayar harga perang yang tidak mereka inginkan," kata Macron.
Reuters | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Emmanuel Macron Optimis Akan Terwujud Perdamaian di Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.