TEMPO.CO, Jakarta - FIFA melarang pendukung tim Inggris yang mengenakan kostum replika Perang Salib di Piala Dunia 2022 di Qatar. Mereka dilarang masuk ke stadion untuk menonton pertandingan mendatang. Menurut FIFA, kostum replika tentara Salib dianggap tidak sensitif terhadap budaya di negara Muslim.
Baca: Kisah Louis Van Gaal Pelatih Timnas Belanda di Piala Dunia 2022 Melawan Kanker Prostat
Pendukung Inggris telah menggunakan baju zirah berantai imitasi, helm plastik, dan senjata mainan sebagai pakaian untuk permainan selama bertahun-tahun. Kostum Perang Salib ini digunakan oleh beberapa suporter Inggris dalam pertandingan melawan Iran di Piala Dunia 2022.
Gambar pendukung Inggris yang menggunakan seragam dalam Perang Salib ini menuai kritik di media sosial. Hal ini mendorong badan olahraga dunia FIFA untuk menindak penggunaan kostum tersebut.
"Kostum ini dalam konteks Arab atau Timur Tengah dapat dianggap ofensif sehingga alasan itu tidak diizinkan digunakan di stadion," kata juru bicara FIFA.
Bagi banyak orang Arab, kata Perang Salib berisi sejarah menyakitkan invasi kekerasan oleh orang Kristen yang berusaha merebut Yerusalem dan daerah sekitarnya di bawah pemerintahan Islam pada abad ke-11 hingga ke-13. Isu seputar budaya dan hak telah menjadi fokus hampir sama seperti sepak bola di Piala Dunia di Qatar.
Sebelumnya, beberapa penggemar Wales telah diperintahkan untuk melepas topi dengan warna pelangi komunitas LGBT pada pertandingan pertama tim mereka di turnamen melawan Amerika Serikat awal pekan ini. Hubungan sesama jenis adalah ilegal di Qatar.
Namun menurut otoritas sepak bola Welsh pada Kamis mengatakan bahwa FIFA telah mengizinkan supoter dengan topi dan bendera berwarna pelangi, masuk ke stadion untuk menonton pertandingan melawan Iran pada Jumat.
Simak: Piala Dunia 2022 Argentina vs Meksiko, Diego Maradona Bisa Pacu Kebangkitan La Albiceleste
REUTERS