TEMPO.CO, Jakarta - Kota-kota di Cina semakin banyak yang memberlakukan lockdown lokal menyusul naiknya kasus harian positif Covid-19 di Negeri Tirai Bambu. Tes massal virus corona telah menjadi sebuah perintah atau yang disebut Pemerintah Kota sebagai sebuah perang pemusnahan virus.
Warga di delapan distrik di Zhengzhou saat ini tak bisa keluar rumah kecuali dalam kondisi darurat. Zhengzhou adalah Kota dengan populasi 6,6 juta jiwa, di mana warga sudah diminta di rumah saja sejak Kamis, 24 November 2022 sampai lima hari ke depan kecuali untuk membeli sembako dan berobat.
Orang-orang berbaris selama pengujian massal untuk penyakit coronavirus (COVID-19) di situs pengujian asam nukleat darurat di luar pusat perbelanjaan di Beijing, Cina 21 Maret 2022. REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Sedangkan di Guangzhou, aktivitas bisnis dan warga menghadapi berbagai bentuk lockdown. Kondisi ini telah berdampak banyak pada para pekerja kerah biru (buruh). Dalam sejumlah kasus, warga ada yang menyebut larang-larang yang diberlakukan ini melebihi aturan pemerintah pusat.
Pemerintah Daerah Guangzhou pada Senin, 21 November 2022, menutup sementara akses ke distrik Baiyun yang berpenduduk 3,7 juta jiwa. Sedangkan warga di sejumlah area di Shijiazhuang diminta untuk melakukan tes massal virus corona dan tetap di rumah saja. Shijiazhuang adalah sebuah Kota di barat daya Beijing dengan populasi 11 juta jiwa.
Menurut data resmi pada hari Rabu, 23 November 2022, Cina mencatat jumlah infeksi virus corona harian tertinggi sejak dimulainya pandemi hampir tiga tahun lalu. Ada 31.444 kasus harian Covid-19 di Cina per 23 November. Dari jumlah itu, 3.927 kasus Covid-19 di antaranya yang bergejala dan 27.517 tanpa gejala.
Angka tersebut melampaui rekor kasus harian Covid-19 pada 13 April 2022, yang tercatat 29.317 kasus.
Beijing telah menjalankan kebijakan nol kasus Covid-19 yang ketat sejak wabah penyakit itu pertama kali muncul di kota Wuhan pada akhir 2019. Lockdown ketat di mana-mana. Kasus virus corona di Cina terbilang masih rendah dibandingkan banyak negara lain.
Baca juga: Crossover Buick Envista Buatan Cina Rambah Pasar AS
Kasus virus corona tertinggi di dunia dicatat oleh Amerika Serikat. Negeri Abang Sam itu mejadi negara yang paling parah terkena pandemi, dengan 1,35 juta kasus baru dalam satu hari Januari 2022 lalu.
Cina sebelumnya melonggarkan beberapa aturan Covid-19 yang ditujukan untuk mengatasi virus corona pada awal November lalu. Aturan yang dilonggarkan itu adalah syarat karantina mandiri bagi pelancong yang ke Cina dan menyederhanakan sistem untuk menetapkan area berisiko tinggi. Namun, meningkatnya beban kasus Covid-19 di kota-kota besar termasuk Beijing, Shanghai, dan Guangzhou telah mendorong pihak berwenang memperketat pembatasan.
Di Ibu Kota Beijing, masyarakat kini harus memperlihatkan hasil tes PCR negatif yang dilakukan kurang dari 48 jam, untuk bisa masuk ke pusat perbelanjaan, hotel, gedung pemerintahan, dan area publik lainnya. Menurut otoritas setempat, sekolah-sekolah di Beijing juga memberlakukan kelas online
RT.com | npr.org | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Beri Ucapan Selamat ke Anwar Ibrahim, Jokowi: Saya Harap Kita Berjumpa Segera
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.