TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menegaskan bahwa dia mendapat dukungan mayoritas dari anggota parlemen yang terpilih, untuk memimpin pemerintahan Malaysia. Ketua Perikatan Nasional (PN) itu meminta Anwar Ibrahim yang telah ditunjuk oleh Raja Malaysia sebagai perdana menteri, bahwa dia memiliki jumlah suara yang dibutuhkan.
Baca: Raja Malaysia Berpesan kepada Anwar Ibrahim: Jadilah Seperti Padi
“Demi kepercayaan rakyat terhadap keabsahan Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri, seharusnya dia membuktikan bahwa dia mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen," ujar Muhyiddin Yassin.
“Ini harus dibuktikan melalui proses yang telah ditetapkan oleh Ketua DPR dalam surat tertanggal 20 November 2022, yaitu dengan menyerahkan Statuta Statuta mayoritas anggota parlemen,” kata Muhyiddin dalam jumpa pers, yang digelar kurang dari satu jam sebelum Anwar dilantik sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia.
Sore ini, Anwar Ibrahim resmi dilantik sebagai perdana menteri Malaysia pada Kamis, 24 November 2022 pukul 17.00. Pelantikan Anwar Ibrahim adalah akhir dari penantian panjangnya selama 24 tahun.
Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Abdullah dari Pahang menyampaikan pesan kepada Anwar Ibrahim dalam pernyataan resmi Istana Negara.Dia mewanti-wanti kepada Anwar Ibrahim agar menerapkan filosofi padi. "Baginda Raja berpesan kepada perdana menteri Malaysia yang baru agar mengambil ilmu padi, semakin berisi semakin tunduk," tulis Istana Malaysia.
Raja Abdullah menyatakan rakyat Malaysia sudah lama dibebankan oleh kemelut yang tak berkesudahan. "Negara memerlukan kondisi yang stabil untuk meningkatkan ekonomi dan membangun negara," tulisnya.
"Baginda mengingatkan semua pihak bahwa yang menang tidak kalah semua dan yang kalah tidak kalah semua," tulis pernyataan resmi Istana Malaysia.
Pemilu Malaysia yang baru digelar pada Sabtu, 19 November 2022, menemui jalan buntu. Tidak satu partai pun yang mendapat suara mayoritas untuk membentuk pemerintahan.
Kedua kandidat terkemuka, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin tidak memiliki cukup dukungan. Ketidakpastian hasil pemilu meningkatkan kekhawatiran akan ketidakstabilan politik di salah satu negara Asia Tenggara tersebut. Malaysia memiliki tiga perdana menteri dalam empat tahun terakhir. Kemelut politik berisiko menunda kebijakan penting untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Simak juga: Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia, Bersumpah Akan Setia dan Jujur
CHANNEL NEWS ASIA