TEMPO.CO, Jakarta - Anwar Ibrahim berjanji akan memikul kepercayaan yang dia dapatkan sebagai Perdana Menteri Malaysia dengan penuh kerendahan hati dan tanggung jawab. Pemimpin koalisi Pakatan Harapan itu dilantik di hadapan raja pada pukul 17.00 waktu setempat, Kamis, 24 November 2022, di Istana Malaysia.
“Saya akan memikul tanggung jawab berat ini bersama tim berdasarkan kemauan dan hati nurani rakyat,” kata Anwar dalam unggahan Twitter pertamanya setelah diambil sumpahnya sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-10.
Baca Juga:
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim menghadiri konferensi pers di luar Istana Nasional, di Kuala Lumpur, Malaysia, 22 November 2022. REUTERS/Hasnoor Hussain
Top 3 Dunia : Tentara Bayaran Asal Amerika Tewas di Perang Ukraina
Anwar Ibrahim dipilih sebagai Perdana Menteri Malaysia setelah Raja menggelar pertemuan khusus dengan para penguasa tentang kebuntuan politik di Negeri Jiran tersebut. Ketidakpastian hasil pemilu sebelumnya telah meningkatkan kekhawatiran akan ketidakstabilan politik di Malaysia.
Malaysia memiliki tiga perdana menteri dalam empat tahun terakhir. Kemelut politik berisiko menunda kebijakan penting untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Saat pelantikan, Anwar bersumpah akan sungguh-sungguh dengan jujur memenuhi tugasnya sebagai Perdana Menteri Malaysia. Setelah mengambil sumpahnya, Anwar menandatangani surat penunjukan yang disaksikan oleh Hakim Ketua Tengku Maimun Tuan Mat dan Ketua Sekretaris Pemerintah Mohd Zuki Ali.
Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Abdullah dari Pahang menasihati Anwar dan pemerintahan baru agar menunjukkan kerendahan hati dan kebijaksanaan.
“Faktanya adalah rakyat biasa tidak boleh dibebani dengan gejolak politik yang tiada henti ketika negara membutuhkan pemerintahan yang stabil untuk meningkatkan lanskap ekonomi dan pembangunan negara,” demikian pernyataan Raja Malaysia.
Pernyataan tersebut juga untuk mengingatkan anggota DPR Malaysia terpilih agar menunjukkan komitmen yang tinggi serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
"Yang Mulia ingin mengingatkan semua orang bahwa mereka yang menang tidak memenangkan segalanya dan mereka yang kalah tidak kehilangan segalanya," demikian pernyataan Kerajaan Malaysia.
Diangkatnya Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri adalah buah dari penantian panjangnya. Ia pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri pada 1990-an sebelum dipecat oleh perdana menteri saat itu Mahathir Mohamad pada 1998.
Anwar menghabiskan dua kali di penjara karena atas kasus sodomi dan korupsi. Dua tuduhan itu disangkal oleh Anwar Ibrahim, yang disebutnya bermuatan politik demi mengakhiri karir politiknya.
Anwar Ibrahim menerima pengampunan dari Raja Malaysia setelah PH memenangkan pemilu pada 2018. Namun pemerintahan PH yang dipimpin oleh Mahathir hanya bertahan selama 22 bulan sebelum runtuh karena pertikaian.
Pelantikan Anwar Ibrahim menjadi PM Malaysia, direspon positif oleh pasar. Bursa Malaysia menguat ke level tertinggi hampir tiga bulan hari ini, dengan indeks utama naik 4,04 persen, di tengah sentimen pasar yang positif menyusul kejelasan pemerintahan.
THE STAR | REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA
Sidang ACT Digelar Virtual, Ahyudin Dengarkan Dakwaan dari Ruang di Bareskrim
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini