TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Selangor dilaporkan telah menangkap seorang pria yang mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Abdullah dari Pahang atas pemilihan perdana menteri baru. Pria itu mengekspresikan kekecewaannya dalam video berdurasi 15 detik di situs media sosial.
Baca: Petinggi UMNO Kecam Muhyiddin Yassin Tak Mau Kongsi dengan Anwar Ibrahim
Kepala polisi Selangor Arjunaidi Mohamed seperti dilansir Astro Awani mengatakan pria itu ditangkap setelah polisi menerima laporan dari warga setempat lainnya. Laporan itu masuk ke markas polisi distrik Ampang Jaya pukul 22.52 pada Senin, 21 November 2022.
"Pemeriksaan di Instagram story menemukan bahwa pemilik menyatakan ketidakpuasannya terhadap Yang di-Pertuan Agong atas proses pemilihan perdana menteri," kata Arjunaidi dalam sebuah pernyataan, Rabu, 23 November 2022.
Arjunaidi mengatakan video itu juga menyebut keturunannya sebagai koruptor di negara itu sambil menyerukan demonstrasi memprotes kekuasaan Raja Malaysia untuk menunjuk perdana menteri berikutnya. Pria berusia 35 tahun ini disebut akan ditahan sampai Jumat, 25 November 2022.
"Kasus ini sedang diselidiki berdasarkan Pasal 4 (1) Undang-Undang Penghasutan 1948 dan Pasal 233 Undang-Undang Komunikasi dan Multimedia 1998," katanya.
Politik di Malaysia usai pemilihan umum yang dilangsungkan akhir pekan lalu belum stabil. Raja Malaysia pada Rabu, 23 November 2022, memanggil sejumlah petinggi koalisi inkumben Barisan Nasional. Langkah ini diharapkan dapat membantunya menentukan siapa yang pantas menjadi perdana menteri.
Dua kandidat terkemuka, pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin, sudah melewatkan tenggat untuk membentuk pemerintahan pada Selasa, 22 November 2022. Baik Anwar maupun Muhyiddin sudah bertemu dengan raja pada hari Selasa.
Pemilu Malaysia menghasilkan parlemen menggantung karena Anwar dan Muhyiddin gagal mendapat dukungan mayoritas. Keputusan memilih perdana menteri baru sekarang sepenuhnya ada di tangan Raja Malaysia.
Koalisi Anwar meraih kursi terbanyak yaitu 82. Sementara kubu Muhyiddin memperoleh 73 kursi. Mereka membutuhkan 112--mayoritas sederhana--untuk bisa membentuk pemerintahan.