TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Barisan Nasional Ahmad Zahid Hamidi dan beberapa elit koalisi meninggalkan Istana Negara setelah audiensi dengan Raja Malaysia atau Yang di-Pertuan Agong Abdullah dari Pahang, pada Rabu, 23 November 2022.
Baca juga: Raja Malaysia Panggil 30 Anggota Parlemen Barisan Nasional ke Istana Besok
Menurut The Star, Ahmad Zahid yang tiba sekitar pukul 10.40 keluar dari Istana sekitar pukul 11.25. Wakil Ketua Barisan Datuk Seri Mohamad Hasan mengikuti dia dari belakang. Kedua pemimpin itu pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada media.
Seperti dilaporkan sebelumnya, Raja Abdullah memanggil anggota parlemen dari koalisi petahana Barisan Nasional secara individu. Langkah ini diharapkan dapat membantunya menentukan siapa yang pantas menjadi perdana menteri.
Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim dan mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin sudah melewatkan tenggat untuk membentuk pemerintahan pada Selasa, 22 November 2022. Baik Anwar dan Muhyiddin sudah bertemu dengan raja kemarin.
Pemilu Malaysia menghasilkan parlemen menggantung sebab dua kandidat tertinggi, Anwar dan Muhyiddin, gagal mendapat dukungan mayoritas. Keputusan memilih perdana menteri baru sekarang sepenuhnya ada di tangan Raja Malaysia.
Koalisi Anwar memenangkan kursi terbanyak dengan 82 kursi. Sementara kubu Muhyiddin memenangkan 73 kursi. Mereka membutuhkan 112 - mayoritas sederhana - untuk bisa membentuk pemerintahan.
Barisan hanya memenangkan 30 kursi. Ini merupakan hasil pemilu terburuk yang mereka dapatkan sejak kemerdekaan pada 1957. Akan tetapi, dukungan dari anggota parlemennya akan sangat penting bagi Anwar dan Muhyiddin agar bisa meraih 112 kursi.
Pada Selasa, 22 November 2022, para elit dari koalisi Barisan mengatakan tidak akan bergabung dengan salah satu koalisi.
Setelah diskusi dengan Raja Malaysia, Muhyiddin mengatakan menolak saran agar dia dan Anwar bekerja sama membentuk pemerintahan persatuan. Muhyiddin menjalankan aliansi konservatif Muslim Melayu, sedangkan Anwar menjalankan koalisi multietnis.
Kubu Muhyiddin mencakup partai Islam yang kemenangan elektoralnya telah menimbulkan ketakutan di Malaysia. Negeri Jiran memiliki minoritas etnis Cina dan etnis India yang secara signifikan memiliki keyakinan lain.
Hasil pemilu Malaysia yang belum jelas, telah membuat investor waswas di tengah kekhawatiran atas dampak potensial partai Islam itu terhadap kebijakan nasional.
Kepolisian Malaysia pada minggu ini memperingatkan pengguna media sosial agar jangan mengunggah konten provokatif tentang ras dan agama setelah pemilu Malaysia yang dianggap memecah belah.
Baca juga: Muhyiddin Yassin Tolak Permintaan Raja untuk Berkongsi dengan Anwar Ibrahim
REUTERS | THE STAR