NOTA DIPLOMATIK UNTUK BEIJING
Pada Selasa, 22 November 2022, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan bahwa negaranya akan mengirimkan nota diplomatik ke Beijing menyusul insiden di Laut Cina Selatan yang melibatkan roket yang mengapung.
Insiden itu terjadi di tengah anjangsana Wakil Presiden Amerika Serikat Harris ke Filipina selama tiga hari mulai Minggu, 20 November 2022. Kunjungan Harris ini akan menjadi perjalanan tingkat tertinggi ke Filipina oleh seorang pejabat dari Pemerintahan Presiden Joe Biden.
Kunjungan kerja ini, juga menandai perubahan tajam dalam hubungan bilateral Amerika dan Filipina, yang tegang oleh permusuhan mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte terhadap Washington. Pada pemerintahan sebelumnya, Manila lebih dekat ke Beijing.
Saat berbicara empat mata dengan Harris pada Senin, 21 November 2022, Marcos mengatakan ikatan kuat kedua negara menjadi lebih penting, menyusul "pergolakan" di wilayah tersebut.
Harris mengunjungi Tagburos, salah satu dari banyak komunitas pesisir Palawan. Di situ dia berbicara dengan para pemimpin dan nelayan setempat, yang mata pencahariannya terancam oleh penangkapan ikan ilegal dan tidak dilaporkan serta perubahan iklim.
"Masyarakat seperti ini telah melihat konsekuensinya, dan orang-orang di sini tahu dampaknya ketika kapal asing memasuki perairan Filipina dan secara ilegal menghabiskan stok ikan, dan ketika mereka melecehkan dan mengintimidasi nelayan lokal," kata Harris merujuk China.
Kunjungan Harris dilakukan di tengah hubungan yang tegang antara China dan Amerika Serikat, khususnya terkait Taiwan. Beijing dan Washington bagaimanapun dalam beberapa kesempatan sudah mencoba penjajakan pemulihan hubungan, termasuk pertemuan Presiden Amerika Serikat dan pemimpin China Joe Biden di Bali, di sela KTT G20.
"China secara konsisten percaya bahwa komunikasi dan kerja sama antar negara harus kondusif untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan antar negara di kawasan ini," kata juru bicara kementerian luar negeri Cina Zhao Lijian kepada wartawan pada briefing reguler.
"Kami tidak menentang Amerika Serikat dan Filipina melakukan kontak normal, tetapi kontak semacam ini tidak boleh merugikan kepentingan negara lain," katanya.
Baca juga: Kapal Perusak AS Masuk Perairan Laut China Selatan, Beijing Berang
REUTERS