TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan pada Selasa bahwa Amerika Serikat mengawasi kemajuan nuklir Iran "dengan keprihatinan mendalam." Hal ini setelah Teheran beberapa jam sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka mulai memperkaya uranium hinga 60 persen di lokasi baru.
Baca juga: IAEA Sebut Pengayaan Nuklir Iran Sudah 60 Persen
“Kami terus mengamati, tidak hanya kemajuan nuklir mereka dengan keprihatinan mendalam, tetapi juga kemampuan rudal balistik mereka yang terus meningkat,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan.
Mengulangi komitmen yang dibuat oleh Presiden AS Joe Biden bahwa Iran tidak akan pernah diizinkan untuk memperoleh senjata nuklir, Kirby mengatakan "semua opsi" tersedia untuk presiden Amerika.
"Kami tentu tidak mengubah pandangan bahwa AS tidak akan membiarkan Iran mencapai kemampuan senjata nuklir," katanya.
Komentar Kirby muncul setelah Iran mengatakan pihaknya memproduksi uranium yang diperkaya hingga 60 persen di pabrik Fordo untuk pertama kalinya.
Bom atom membutuhkan pengayaan uranium hingga 90 persen, jadi 60 persen merupakan langkah signifikan menuju pengayaan tingkat senjata.
Pabrik Fordo yang sangat terlindungi sekitar 190 kilometer selatan Teheran dibangun jauh di bawah tanah. Ini dalam upaya untuk melindunginya dari serangan udara atau rudal musuh Iran.
Iran pada April mengumumkan bahwa fasilitas lamanya di Natanz, tenggara Fordo, telah meningkatkan pengayaan uranium hingga 60 persen.
Baca juga: Iran: Kekhawatiran Soal Pengayaan Uranium Metal Berlebihan
AL ARABIYA