TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 18 orang tewas di Kolombia dalam bentrokan antara bekas tentara pemberontak FARC dan kelompok bersenjata lain yang terkait dengan penyelundupan narkoba.
Baca: Polisi Tetapkan Tersangka Penembakan Klub Malam LGBTQ Colorado
Kantor ombudsman pemerintah Kolombia pada Ahad, 20 November 2022, menyatakan pertempuran itu terjadi pada hari Sabtu di barat daya Kolombia, dekat perbatasan dengan Ekuador.
Bentrokan itu melibatkan pemberontak yang menolak perjanjian damai 2016 yang ditandatangani oleh Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) dengan pemerintah dan kelompok kriminal yang menyebut dirinya Comandos de la Frontera atau Komando Perbatasan.
Komando Perbatasan terdiri dari pejuang yang pernah bergabung dengan FARC dan sisa-sisa kelompok paramiliter sayap kanan yang aktif memperdagangkan kokain ke Ekuador dan Brasil.
Kedua kelompok tersebut telah berupaya menguasai jalur penyelundupan di beberapa bagian wilayah perbatasan Putumayo selama setidaknya tiga tahun.
Kantor ombudsman menyebutkan pertempuran terjadi di Puerto Guzman, sekitar 60 kilometer dari perbatasan selatan dengan Ekuador.
Kolombia telah didera lebih dari setengah abad konflik bersenjata antara negara dan berbagai kelompok gerilyawan sayap kiri, paramiliter sayap kanan, dan pengedar narkoba.
Pemerintah Presiden Gustavo Petro dijadwalkan melanjutkan pembicaraan damai pada Senin, 21 November 2022, di Caracas dengan ELN, tentara pemberontak aktif terakhir Kolombia, setelah jeda selama empat tahun.
Pemerintah Petro dan faksi pemberontak lebih kecil di FARC yang terlibat dalam pertempuran hari Sabtu, yang dikenal sebagai Front Carolina Ramirez, telah mengadakan pembicaraan penjajakan damai yang ditujukan untuk gencatan senjata.
Di bawah pembicaraan itu, faksi tersebut mengatakan akan mengendalikan serangan terhadap pasukan keamanan Kolombia, dengan memperhatikan gencatan senjata bilateral.
Baca: Erdogan Berjabat Tangan dengan El-Sisi di Piala Dunia Qatar
AL ARABIYA