TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Marinir Amerika Serikat dan TNI pada 11 November - 25 November 2022 menggelar latihan militer bersama bersandi Keris Marine Exercise (MAREX) di wilayah latihan Piabung, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Latihan ini ditujukan untuk memperkuat hubungan kedua negara serta memperluas kemampuan pasukan yang berpartisipasi.
Latihan militer bersama ini, juga merupakan latihan bilateral Keris MAREX pertama, yang dipimpin oleh Korps Marinir Amerika Serikat (USMC) dan Korps Marinir (Kormar) TNI AL . Latihan ini diharapkan juga dapat mengembangkan kemampuan interoperabilitas militer dan kesadaran domain maritim.
Baca juga: Berulang Tahun ke-80, Biden Jadi Presiden Tertua Amerika Serikat
KASAD Jenderal Andika Perkasa didampingi Komandan Tentara Angkatan Darat Amerika (US Army) Asia Pasifik Jenderal Charles A Flynn saat membuka Latihan Bersama Garuda Shield ke 15/2021 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD Baturaja, Sumatera Selatan, Rabu, 4 Agustus 2021. ANTARA/Nova Wahyudi
Latihan militer Keris MAREX pada tahun ini, melibatkan sekitar 180 tentara Marinir Amerika dari pasukan Marine Rotational Force - Southeast Asia (MRF-SEA) dan 260 prajurit Korps Marinir TNI-AL dari Batalyon Marinir ke-7. Para pasukan yang terlibat berlatih bersama secara erat.
Kegiatan pelatihan ini berfokus pada peningkatan kemampuan gabungan untuk pertahanan pesisir, tembakan gabungan, artileri roket, sistem pesawat udara kecil nirawak, serta kegiatan budaya dan kemasyarakatan
“Keris MAREX 23 memungkinkan MRF-SEA mengembangkan teknik pemecahan masalah secara bilateral dan membina ikatan persahabatan antara warga Amerika dan Indonesia,” kata Larry Boyd, Direktur Strategi Komunikasi dan Operasi MRF-SEA.
Menurut Boyd, berkaca pada kondisi saat ini, di mana dunia menghadapi krisis demi krisis, maka latihan seperti Keris MAREX 23 menjadi semakin penting. Latihan militer Keris MAREX 23 ini, menyoroti kekuatan dan stabilitas hubungan Amerika - Indonesia, serta mendorong kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan makmur.
Kegiatan latihan militer ini mencakup berbagai evolusi pelatihan seperti patroli, pertempuran jarak dekat dan penyergapan, penggunaan sistem pesawat nirawak, sensor untuk menyerang, perawatan korban pertempuran taktis, dan pembuangan senjata peledak.
Dilakukan pula pertukaran untuk berbagai bidang fungsional meliputi perencanaan bersama, operasi ekspedisi pangkalan tingkat lanjut, operasi perencanaan bersama, dan operasi dengan kapal kecil. Puncak latihan bersama ini akan diisi dengan latihan misi untuk meningkatkan interoperabilitas dan menampilkan kemampuan kesadaran domain maritim
Baca juga: Korea Utara dan Korsel Berbalas Tembakan di Dekat Perbatasan, di Ambang Perang?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.