TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Jepang Minoru Terada mengundurkan diri pada Ahad 20 November 2022, menjadi anggota kabinet ketiga yang mundur dalam waktu kurang dari sebulan. Seperti dilansir Reuters hal ini terkait dengan skandal pendanaan.
Baca juga: Menteri Ekonomi Jepang Mengundurkan Diri
Mundurnya Minoru memberikan pukulan telak terhadap Perdana Menteri Fumio Kishida yang posisinya sudah goyah akibat kurangnya kepercayaan masyarakat.
Popularitas Kishida menukik tajam setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada Juli lalu. Pembunuhan ini mengungkapkan hubungan yang dalam dan berlangsung lama antara politikus Partai Demokrat Liberal yang berkuasa dan Gereja Unifikasi, sebuah kelompok asal Korea Selatan yang menurut para kritikus adalah aliran sesat.
Minoru Terada mengajukan pengunduran dirinya ke Kishida setelah media melaporkan bahwa perdana menteri bersiap untuk memecatnya. Kantor Kishida tidak dapat dihubungi untuk mengomentari laporan tersebut.
Terada, yang dikecam karena beberapa skandal pendanaan, mengakui bahwa salah satu kelompok pendukungnya telah menyerahkan dokumentasi pendanaan yang seolah-olah ditandatangani oleh orang yang telah meninggal.
Kishida mengatakan dia telah menerima pengunduran diri Terada untuk memprioritaskan debat parlemen, termasuk pembahasan anggaran tambahan kedua untuk tahun fiskal yang berakhir Maret.
Ditanya tentang fakta bahwa tiga menteri telah mengundurkan diri sejak 24 Oktober, Kishida mengatakan bahwa dia ingin meminta maaf. "Saya merasakan tanggung jawab yang berat," katanya kepada wartawan, menambahkan bahwa dia berencana untuk menunjuk pengganti Terada pada Senin pagi.
Kepergian Terada dapat semakin melemahkan posisi Kishida yang peringkat dukungannya tetap berada di bawah 30 persen dalam beberapa jajak pendapat baru-baru ini. Hal ini mungkin membuatnya sulit untuk menjalankan agenda politiknya.
Setelah memimpin LDP ke kemenangan pemilu beberapa hari setelah Abe ditembak mati saat berkampanye, Kishida pada awalnya diperkirakan akan menikmati "tiga tahun emas" tanpa perlu pemilihan nasional hingga 2025.
Tersangka pembunuh Abe mengatakan ibunya bangkrut gara-gara Gereja Unifikasi dan menyalahkan Abe karena mempromosikan gereja tersebut. LDP mengakui banyak anggota parlemen memiliki ikatan dengan gereja itu, tetapi tidak ada hubungan organisasional dengan partai tersebut.
Sebagian besar pemilih juga tidak menyetujui keputusan Kishida untuk mengadakan pemakaman kenegaraan untuk Abe, yang berlangsung pada akhir September.
Menteri Revitalisasi Ekonomi Daishiro Yamagiwa sudah lebih dulu mengundurkan diri pada 24 Oktober karena hubungannya dengan kelompok agama. Kishida mendapat kecaman atas apa yang dilihat para pemilih sebagai penanganan kasus yang tidak serius.
Pukulan berikutnya datang akibat pengunduran diri Menteri Kehakiman Yasuhiro Hanashi pada pertengahan November. Ia mundur karena komentar yang dianggap meremehkan tanggung jawab pekerjaannya, khususnya penandatanganan eksekusi.
Pengunduran diri Hanashi dan Terada terasa semakin menyakitkan karena mereka adalah anggota faksi Kishida di LDP.
Baca juga: Shigeyuki Goto Diproyeksi Jadi Menteri Ekonomi Jepang yang Baru
REUTERS