TEMPO.CO, Jakarta - Anwar Ibrahim dan bekas Perdana Menteri Muhyiddin Yassin bersaing ketat dalam pemilihan umum ke-15 Malaysia atau pemilu Malaysia GE-15. Partai Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim unggul dengan meraih 81 kursi, sementara Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin Yassin tertinggal dengan mendapatkan 73 kursi. Partai Barisan Nasional menempati urutan ketiga dengan 30 kursi.
Baca: Hasil Awal Pemilu Malaysia, Nama-nama Besar Dapat Kursi Penting?
Tidak ada partai yang memperoleh jumlah suara mayoritas dalam pemilu Malaysia di Majelis Rendah dengan 222 kursi. Partai-partai kini bernegosiasi dengan mitra potensial untuk membentuk pemerintahan berikutnya.
Dalam konferensi pers pada Minggu dini hari, 20 November 2022, Ketua Pakatan Harapan Anwar Ibrahim mengklaim berhasil mendapatkan dukungan untuk membentuk pemerintahan. “Kami berhasil mendapatkan dukungan dari anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan dengan mayoritas sederhana, tunduk pada proses normal, untuk diserahkan kepada Yang di -Pertuan Agong atas kebijaksanaannya untuk membuat keputusan akhir,” ujar Anwar.
"Mayoritas berarti lebih dari 111. Kami adalah blok terbesar. Kami akan membentuk pemerintahan hanya ketika kami memiliki mayoritas," ujarnya tanpa menyebutkan partai mana yang akan berkoalisi dengannya.
Saat ditanya bagaimana dia akan mencegah apa yang terjadi pada 2020 ketika anggota parlemen membelot hingga mengakibatkan runtuhnya pemerintahan Pakatan Harapan, Anwar menjawab, “Undang-undang anti (partai) berpindah haluan sudah diberlakukan.”
Dia mengacu pada undang- undang penting yang mulai berlaku pada 5 Oktober yang bertujuan untuk mencegah anggota parlemen berpindah partai politik.
Klaim senada diungkapkan pula oleh bekas Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Ketua Perikatan Nasional ini mengatakan telah menerima dukungan terutama dari kaum muda dalam pemilu Malaysia. Untuk pembentukan pemerintahan selanjutnya, ia berdiskusi dengan pihak dari Sabah dan Sarawak.
"Untuk stabilitas, kami akan menyambut pihak mana pun yang mau menerima perjuangan kami untuk pemerintah yang peduli, bersih, dan stabil," katanya saat konferensi pers.
“Kalau kami membentuk pemerintahan dengan pihak lain, PN akan melaksanakan apa yang tertuang dalam manifesto,” ujarnya.
Dalam manifesto koalisi, Perikatan Nasional berjanji menyelesaikan masalah ekonomi terutama pangan dan menciptakan 1 juta lapangan kerja. Muhyiddin mengatakan bahwa PN mendapat dukungan dari Sabah dan Sarawak. Dia juga mengatakan partainya tidak mempertimbangkan bekerja sama dengan pihak Anwar Ibrahim untuk membentuk pemerintahan Malaysia.
Simak: Demi Pemilu Malaysia, Pengantin Baru Ini Menyempatkan Nyoblos
CHANNEL NEWS ASIA | THE STAR