TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese tidak mau tergesa-gesa mengenai potensi kunjungannya ke China. Dia baru saja bertemu dengan Presiden Xi Jinping di sela KTT G20 Bali, beberapa hari lalu.
Baca juga: PM Australia Kunjungi Ukraina, Akan Kirim 34 Kendaraan Lapis Baja
"Apa yang lalui minggu ini adalah langkah pertama dan saya tidak terlalu terburu-buru," kata Albanese pada jumpa pers saat KTT APEC di Bangkok, Sabtu, 19 November 2022.
Australia berselisih dengan China akibat sengketa perdagangan dan asal muasal pandemi COVID-19. Padahal, Beijing merupakan mitra dagang terbesar Canberra.
Pemerintah Partai Buruh yang baru saja terpilih sedang mencari cara untuk memperbaiki hubungan diplomatik yang tegang. "Kami akan terus mengambil langkah maju bersama," katanya menjawab pertanyaan wartawan.
Baca Juga:
Timpalan Albanes dari Selandia Baru, Jacinda Ardern, baru saja mendapat undangan untuk mengunjungi Beijing setelah pertemuannya dengan Xi Jinping pada Jumat, 18 November 2022.
Pemerintah Selandia Baru mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kedua pemimpin telah mengkonfirmasi kunjungan Ardern ke China akan terjadi pada waktu yang disepakati bersama.
Albanese juga mengatakan posisi Australia tidak berubah terkait upaya Taiwan untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik, atau CPTPP. Dia mengatakan semua lamaran keanggotaan akan ditangani berdasarkan kemampuannya.
CPTPP adalah perjanjian perdagangan bebas yang menghubungkan Kanada, Australia, Brunei, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Baca juga: Beijing Buka Suara soal Pertengkaran Xi Jinping dan Trudeau
REUTERS