TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemilih dengan pakaian nyentrik dilarang memberikan hak suaranya di pemilu Malaysia tempat pemungutan suara (TPS) di Farlim, George Town, negara bagian Penang pada Sabtu, 19 November 2022.
Pemilih itu muncul di TPS Desa Intan 7A dengan menyamar sebagai Predator - pemburu alien dari franchise film, buku komik, dan video game asal Amerika Serikat yang cukup populer.
Anggota polisi yang hadir menyuruhnya untuk kembali dan berganti jika ingin menggunakan haknya sebagai pemilih. Sementara saat diwawancarai, pemilih misterius itu menolak menyebutkan namanya dan detail pribadi lainnya serta alasan tampil sebagai Predator.
“Saya muncul sebagai pahlawan super untuk mendorong lebih banyak anak berusia 18 tahun menggunakan hak pilih mereka. Ini pertama kalinya saya mencoblos dengan kostum superhero,” ujar sang pemilih seperti dilansir The Star.
Nasib berbeda dialami Muhamad Shahrizal Mat Sahat, 35 tahun, yang memakai kostum Captain America. ketika mencoblos di TPS Sekolah Nasional Sri Aman di Air Itam.
Ia mengenakan kostum tersebut pada hari pemungutan suara untuk menyemangati petugas KPU dan para pemilih yang mengantre untuk mencoblos. Ia tidak mengalami kesulitan mencoblos karena petugas TPS masih mudah mengenali wajahnya.
"Ini adalah pertama kalinya saya memberikan suara saya dalam setelan Captain America. Saya hanya ingin membawa kegembiraan ke atmosfer sambil menjalankan tanggung jawab saya,: katanya seperti dikutip New Strait Times.
Komisi Pemilihan Umum Malaysia (EC) melaporkan sekitar 31 persen partisipan pemilu yang memenuhi syarat telah memberikan suara mereka sampai pukul 11 pagi waktu setempat.
Angka itu berarti lebih dari 6,5 juta suara telah diberikan sejauh ini. Menurut Free Malaysia Today, pemungutan suara dijadwalkan berakhir pada pukul 18.00 di semenanjung, dan pukul 17.30 di Sabah dan Sarawak.
Ada 21,1 juta warga yang berhak menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan umum. Sekitar 213 ribu pemilih awal yang terdiri dari polisi, tentara dan pasangan mereka, atau 94,72 persen, telah memberikan suara mereka pada 15 November 2022.
TPS di semenanjung dibuka pada pukul 8 pagi sementara pusat pemungutan suara di Sabah dan Sarawak dibuka pada pukul 7.30 pagi. Sebanyak 939 kandidat, dari 20 partai dan 107 independen, memperebutkan 221 kursi parlemen.
Pemilu Malaysia kali ini menjadi yang paling ketat sejak kemerdekaan 1957, dengan jajak pendapat memprediksi tidak ada yang meraih kursi mayoritas di parlemen untuk membentuk pemerintahan. Jajak pendapat dan para analis mengatakan, koalisi yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim diperkirakan akan memenangkan kursi terbanyak tetapi kurang dari mayoritas.
Aliansi saingan, termasuk yang dijalankan oleh Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dan mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin, dapat bersatu untuk meraih jumlah yang diperlukan dan mencegah Anwar menduduki jabatan tertinggi.
Menurut sebuah survei oleh firma riset Inggris YouGov pada Rabu, 16 November 2022, Koalisi Pakatan Harapan pimpinan Anwar diperkirakan akan mengamankan bagian suara terbesar dengan 35 persen. Aliansi Perikatan yang dipimpin oleh Muhyiddin berada di jalur untuk 20 persen dan Barisan Nasional Ismail 17 persen.
THE STAR, FREE MALAYSIA TODAY, NEW STRAIT TIMES, REUTERS