TEMPO.CO, Jakarta - Penyelidik telah menemukan jejak bahan peledak di lokasi pipa Nord Stream yang rusak. Seorang jaksa Swedia pada Jumat, 18 November 2022, mengatakan temuan itu membenarkan bahwa sabotase besar-besaran telah terjadi.
Baca: Dmitry Peskov Tanggapi Positif Leaders' Declaration
Pihak berwenang Swedia dan Denmark sedang menyelidiki empat lubang di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 yang menghubungkan Rusia dan Jerman melalui Laut Baltik dan telah menjadi titik nyala dalam krisis Ukraina.
Pada bulan lalu, Denmark menyatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa kebocoran itu disebabkan oleh ledakan kuat.
"Analisis yang kini telah dilakukan menunjukkan jejak bahan peledak di beberapa objek yang ditemukan," kata Otoritas Kejaksaan Swedia dalam sebuah pernyataan.
"Penyelidikan sangat kompleks dan komprehensif. Penyelidikan yang sedang berlangsung akan menentukan apakah ada tersangka yang dapat diidentifikasi," tambahnya.
Kantor kejaksaan Swedia menolak memberikan komentar lebih lanjut perihal temuan tersebut.
Seismolog di Denmark dan Swedia sebelumnya mengatakan mereka telah mencatat getaran di sekitar kebocoran dan sinyalnya tidak mirip dengan gempa bumi.
Pecahnya pipa dasar laut pada 26 September lalu itu memuntahkan gas ke laut yang meluap ke permukaan pada pekan berikutnya. Hal itu memicu peringatan bahaya publik dan ketakutan akan kerusakan lingkungan.
Sebuah bagian berukuran setidaknya 50 meter hilang dari Nord Stream 1, harian Swedia Expressen melaporkan pada Jumat, 18 Oktober 2022, setelah memfilmkan gambar kerusakan pertama yang dirilis ke publik.
Kementerian pertahanan Rusia pada bulan lalu mengatakan bahwa personel angkatan laut Inggris meledakkan pipa, klaim yang menurut London salah dan dirancang untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan militer Rusia di Ukraina.
Baca: Elon Musk Minta Staf Twitter Bekerja Keras, Ratusan Karyawan Memilih Keluar
REUTERS