Erdogan Menyambut Perpanjangan
Kesepakatan antara kedua belah pihak yang bertikai, yang ditengahi pada Juli oleh Turki dan PBB, telah menghasilkan lebih dari 11 juta ton produk pertanian dikirim dari tiga pelabuhan Laut Hitam Ukraina, termasuk 4,5 juta ton jagung dan 3,2 juta ton gandum.
Perpanjangan kurang dari satu tahun yang diminta oleh PBB dan Ukraina. Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut baik konsensus Rusia dan Ukraina untuk melanjutkan kesepakatan itu.
“Signifikansi dan manfaat dari perjanjian ini untuk pasokan pangan dan keamanan dunia telah menjadi bukti," cuit Erdogan.
Tiga pelabuhan yang terlibat dalam kesepakatan – Odesa, Chornomorsk dan Pivdennyi – memiliki kapasitas gabungan untuk mengirim sekitar tiga juta ton per bulan.
Ukraina ingin memasukkan pelabuhan di wilayah selatan Mykolaiv, yang menyediakan 35 persen ekspor makanan Ukraina sebelum invasi Rusia.
Rusia sebelumnya mengatakan persetujuannya untuk memperpanjang kesepakatan bergantung pada dukungan untuk ekspor biji-bijian dan pupuknya. Rusia adalah produsen pertanian utama dan pengekspor gandum terbesar di dunia.
Rusia dilaporkan ingin Barat melonggarkan pembatasan pada pemberi pinjaman pertanian negara Rosselkhozbank, sebuah langkah yang akan membantu memfasilitasi lebih banyak ekspornya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Moskow telah diberi jaminan oleh PBB bahwa pekerjaan akan diselesaikan untuk menghilangkan hambatan ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia, tanpa memberikan batas waktu yang spesifik.
Peskov juga mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia telah melihat kemajuan menuju pelonggaran sanksi, mengutip pernyataan bersama oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa untuk tidak memberlakukan tindakan terhadap eksportir makanan dan pupuk Rusia.
Baca juga: Kapal Pembawa Biji-Bijian Tetap Berlayar, meski Rusia Keluar dari Kesepakatan
AL JAZEERA