TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrsky mengatakan penyelidik di wilayah Kherson selatan telah menemukan 63 mayat dengan tanda-tanda penyiksaan setelah pasukan Rusia meninggalkan daerah itu.
Baca: Zelensky Ngotot Tak Akui Rudal Ukraina Serang Polandia, Minta Sekutu Investigasi
"Sekarang, 63 mayat telah ditemukan di wilayah Kherson, tetapi kita harus memahami bahwa pencarian baru saja dimulai, begitu banyak ruang bawah tanah dan tempat pemakaman akan ditemukan," kata Monastyrsky kepada televisi nasional seperti dikutip Interfax Ukraina pada Kamis pagi, 17 November 2022.
Monastyrsky menyebutkan penegak hukum telah mengungkap 436 kasus kejahatan perang selama pendudukan Rusia. Sebelas tempat penahanan telah ditemukan, termasuk empat di mana penyiksaan dilakukan.
"Para penyelidik saat ini sedang memeriksa mereka dan mencatat setiap kejadian penyiksaan. Penggalian mayat juga dilakukan terhadap mereka yang terbunuh," kata Monastyrsky.
Andriy Kovalenko, seorang jaksa di kantor kejaksaan wilayah Kherson, mengatakan kepada New York Times bahwa kesaksian telah dikumpulkan atas 800 penahanan oleh Rusia di wilayah tersebut. Dia mengatakan jenis pelecehan yang paling umum dilakukan terhadap tahanan adalah disetrum, dipukuli dengan tongkat plastik atau karet, dan mati lemas dengan menjepit selang pernapasan pada masker gas yang dipasang di atas kepala tahanan.
Penyelidik Ukraina dan internasional mengatakan kejahatan perang telah dilakukan di daerah yang diduduki pasukan Rusia sejak invasi Moskow ke Ukraina pada Februari lalu.
Rusia menyangkal pasukannya menargetkan warga sipil atau telah melakukan kekejaman. Pemakaman massal telah ditemukan di bagian lain yang sebelumnya diduduki oleh pasukan Rusia, termasuk beberapa korban warga sipil yang menunjukkan tanda-tanda penyiksaan.
Pasukan Rusia pekan lalu meninggalkan sebagian wilayah Kherson—itu adalah salah satu wilayah pertama yang direbut oleh Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pidato video malam hari Ahad lalu, mengatakan para penyelidik telah mengungkap lebih dari 400 kejahatan di Kherson. Dia mengatakan tentara Rusia meninggalkan mayat, infrastruktur yang rusak, dan ranjau darat yang dia gambarkan sebagai kebiadaban yang sama terjadi di wilayah lain.
Baca: Geopolitik Tetap Menjadi Fokus pada KTT APEC di Thailand
REUTERS