TEMPO.CO, Jakarta - Pada penyelenggaraan KTT G20 di Bali yang diselenggarakan 15-16 November 2022, fokus utama yang dibahas oleh Indonesia selaku tuan rumah adalah ketahanan pangan. Namun, dengan kesempatan langka dimana para pemimpin negara bertemu, banyak negara-negara yang ingin berdiskusi dengan topik lain, termasuk kasus pelanggaran HAM.
Salah satu yang menjadi pusat perhatian saat KTT G20 adalah presiden Cina, Xi Jinping. Australia yang diwakili perdana menterinya, Anthony Albanese membahas penahanan warga negara Australia Cheng Lei dan Yang Hengjun, serta pelanggaran HAM terhadap penduduk Uighur di Xinjiang.
Sedangkan, presiden Perancis Emmanuel Macron meminta Xi untuk membujuk Putin untuk menegosiasikan diakhirinya perang di Ukraina. Dalam deklarasi pada Rabu mengutuk keras agresi Rusia di Ukrania.
1. Uighur
Baca : 3 Kasus Pelanggaran HAM oleh Cina yang Disorot Jepang dan Amerika
Dilansir dari laman PBS, setidaknya 1 juta masyarakat Uighur telah diasingkan sejak 2017 di lebih dari 85 kamp yang tridentifikasi di Xinjiang, wilayah otonom Cina bagian barat laut. Pemerintah Cina tak mengelak adanya kamp ini, tetapi mereka berdalih bahwa kamp tersebut memrupakan ‘pusat pendidikan ulang’ untuk orang Uighur.
Namun, para masyarakat Uighur mengatakan bahwa mereka ditahan, diinterogasi, dan dipukuli karena beragama Muslim. Banyak yang mengatakan bahwa mereka diasingkan, bukan dididik ulang.
2. Cheng Lei
Dikutip dari laman DW, Cheng Lei merupakan mantan penyiar CGTN stasiun televisi miliki pemerintah Tiongkok yang dilaporkan hilang pada Agustus 2020. Dia ditangkap pada Februari 2021 ketika dia secara resmi didakwa dengan "kecurigaan memasok rahasia negara secara ilegal ke luar negeri."
Menurut film dokumenter "Disappeared: The Cheng Lei Story" yang dirilis oleh The Daily Telegraph, Cheng mengatakan kepada para diplomat Australia selama kunjungan konsuler bahwa dia harus memasukkan pembalut ke dalam sepatunya karena alas kaki yang tidak memadai.
3. Yang Hengjun
Yang Hengjun, seorang novelis warga Australia yang ditahan di Beijing dan menghadapi tuduhan spionase pernah mengaku pernah bekerja sebagai agen mata-mata Cina, menurut surat rahasia yang dia tulis kepada seorang pendukungnya pada 2011.
Ia menghadapi 10 tahun atau lebih penjara setelah otoritas Cina menuduhnya membahayakan keamanan nasional dengan bergabung atau menerima misi dari organisasi spionase tak dikenal, kata Feng Chongyi, sarjana liberal di Sydney yang dikirimi surat itu oleh Yang.
4. Ukraina
Mengutip laman Rescue, lebih dari 5.200 warga sipil telah dilaporkan tewas dalam serangan Rusia. Sedangkan, sekitar 6,5 juta orang dilaporkan telah mengungsi ke negara tetangga, seperti Moldova, Polandia, dan negara-negara Eropa lainnya. Sebagian besar dari mereka yang telah meninggalkan negara itu adalah wanita dan anak-anak.
Sejak 24 Februari 2022, bom dan penembakan terus berlanjut yang dengan sengaja menargetkan rumah dan infrastruktur sipil yang akan membuat Eropa mengalami krisis kemanusiaan terburuk yang pernah ada dalam beberapa dekade.
MUHAMMAD SYAIFULLOH
Baca : Laporan PBB : Cina Melanggar HAM Muslim Uighur di Xinjiang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.