TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah di provinsi Henan, China, minta pensiunan tentara dan pegawai negeri untuk bekerja di pabrik iPhone Foxconn di Zhengzhou, yang terancam tidak bisa produksi karena pembatasan Covid-19.
Pabrik tersebut, fasilitas manufaktur iPhone terbesar di dunia, terdampak kebijakan pemerintah dalam mengekang penyebaran Covid-19 yang mengharuskan perusahaan mengisolasi banyak pekerja, membuat banyak pegawai lainnya kabur.
Baca juga Kebijakan Nol Covid Pukul Pabrik Cina, Produksi iPhone 14 di India Ditambah
Shanghai Securities News melaporkan pada Selasa, 15 November 2022, pemerintah kota Jiyuan dan Kaifeng merekrut pensiunan untuk jadi pegawai sementara dengan iming-iming gaji mereka saat ini ditambah upah dan bonus dari pabrik.
Di Jiyuan, misalnya, pekerja sektor publik dapat menerima bonus sebesar 800 yuan (Rp1,7 juta) setelah mendaftar untuk pekerjaan tersebut, dan bonus tambahan sebesar 3.000 yuan (Rp6,6 juta) setelah menyelesaikan 30 hari kerja, selain gaji pabrik dan gaji mereka saat ini.
Foxconn menolak mengomentari skema perekrutan, dan juga menolak memberikan pembaruan lebih lanjut tentang status manufaktur pabrik Zhengzhou.
Apple minggu lalu menurunkan perkiraan untuk pengiriman iPhone 14 premium karena situasi tersebut. Reuters bulan lalu melaporkan bahwa produksi iPhone Apple Foxconn di pabrik Zhengzhou bisa merosot sebanyak 30% pada November.
Awal bulan ini, Foxconn melipatgandakan bonus untuk pekerja yang tetap tinggal dan juga memulai perekrutan yang mengiklankan gaji lebih tinggi dari biasanya. Pada hari Selasa, Harian Henan melaporkan bahwa pabrik menerima gelombang pertama pekerja baru pada 13 November.
REUTERS