TEMPO.CO, Nusa Dua - Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai kerja sama di antara China dan Rusia akan berubah setelah Beijing ikut menyetujui kesepakatan di KTT G20 untuk mengecam invasi Moskow ke Ukraina.
Macron meyakini, paling tidak ada dua alasan yang membatasi hubungan Rusia dan China. Pertama mengenai penggunaan senjata nuklir, kedua tentang penghormatan terhadap teritorial wilayah, seperti tertuang dalam piagam PBB.
"Saya mempercayai itu berdasarkan pernyataan terakhir Presiden China, dan saya tahu itu tulus," kata Macron saat jumpa pers di hari terakhir KTT G20 Bali, Rabu, 16 November 2022.
Presiden Prancis bertemu dengan timpalannya dari China Xi Jinping pada Selasa, 15 November 2022, di sela KTT G20. Menurut Macron, sangat penting bagi Paris dan Beijing mengikat kerja sama untuk mengatasi dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.
Rusia dan China sebelumnya menyatakan kemitraan tanpa batas pada awal 2022, beberapa waktu sebelum Presiden Vladimir Putin mengumumkan menginvasi Ukraina.
Saat KTT G20, China bersama India, disebut mengecam invasi Rusia ke Ukraina dalam pembahasan yang akhirnya menghasilkan deklarasi pemimpin-pemimpin atau komunike KTT G20 Bali.
Menurut Macron, satu kesimpulan penting mengenai invasi ke Ukraina tersebut, menunjukkan G20 tidak mengabaikan kenyataan perang yang terjadi. "Ada ruang titik temu, termasuk negara-negara seperti China dan India untuk mendorong Rusia agar melakukan de-eskalasi," ujarnya.
Macron mengatakan, walaupun Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menghadiri KTT G20 di Bali, dia meyakini bahwa pesan dari mayoritas negara-negara forum ekonomi itu akan sampai ke Moskow.
Seperti telah diperkirakan para analis, isu Ukraina mendominasi KTT G20. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menyampaikan pidato secara virtual di sesi pertama KTT G20 pada Selasa, 15 November 2022, menyerukan forum G20 agar ikut membantu menghentikan invasi Rusia.
Di tengah desakan Barat untuk mengisolasi Rusia, Putin mengirimkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ke KTT G20. Lavrov sudah kembali ke Rusia pada Selasa malam, 15 November 2022.
Berikutnya: Rusia Tuding Barat Paksakan Kehendak