TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria warga negara Amerika Serikat, Mohamad Salem, ditahan di Arab Saudi saat menjalani ibadah umrah. Ia ditangkap pada 1 November 2022 saat sedang mengantre untuk mengunjungi situs suci di Arab Saudi.
Baca: Wanita AS Ditahan Arab Saudi Usai Unggah Status di Twitter
“Kami dibiarkan dalam kegelapan. Kami tidak tahu dakwaannya dan tanggal pengadilan. Tak satu pun dari catatan ini dipublikasikan di Arab Saudi seperti yang ada di sini, di Amerika," kata pengacaranya, Abdallah Moughni.
Moughni mencoba mencari tahu lebih banyak tentang penahanan Salem yang berusia 63 tahun itu. Menurut Moughni, Salem kesal ketika penjaga keamanan di Arab Saudi memisahkannya dari kedua putranya saat mereka mengantre untuk mengunjungi tempat suci.
Selanjutnya ada dua orang pria yang mengaku dari Libya mendekati Mohamed Salem. Keduanya juga mengenakan pakaian umrah dan bertanya apa yang sedang terjadi.
"Salem sangat marah, memandang mereka dan berkata jika bukan karena Mekah dan Madinah, kami akan membakar tempat ini sampai rata dengan tanah," kata Moughni.
Kedua pria itu ternyata adalah agen Arab Saudi yang sedang menyamar. Mereka pun menangkap Salem dan memenjarakannya.
Menurut Moughni, Salem menderita cacat dan memiliki masalah kesehatan yang serius. Pengacara mengatakan Salem minta agar dibebaskan untuk menjalani pengobatan namun ditolak.
"Sungguh tidak masuk akal bagi seseorang untuk ditahan selama seminggu karena membuat pernyataan yang tidak akan pernah terjadi," kata Moughni.
Moughni mengatakan pemerintah AS sedang menyelidiki situasi tersebut, tetapi sejauh ini tidak membuahkan hasil. "Sepertinya pemerintah asing ini tidak lagi menghormati kekuatan dan kehebatan Amerika. Sampai pada titik, bukan hanya musuh yang mengambil warga AS dan menangkapnya, tetapi juga sekutu Arab Saudi," kata Moughni.
Pejabat Arab Saudi dan kedutaan Amerika Serikat di Riyadh belum memberikan komentar.
Simak: Pangeran Saudi Punya Saham di Twitter, Biden Singgung Hubungan Musk dengan Negara Asing
FOX 2 DETROIT | TIMES OF INDIA