TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Bahrain mengungkap lebih dari 70 persen pemilih di negara itu berpartisipasi dalam pemilu yang diselenggarakan pada Sabtu kemarin, 12 November 2022. Pemilu sudah diselenggarakan dengan bebas dan dilakukan oleh 73 persen pemilih.
Sejumlah kelompok HAM mengkritik pemilu tersebut yang diselenggarakan di tengah represi politik setelah Bahrain membubarkan kelompok-kelompok oposisi dan menutup pintu segala perbedaan pendapat.
Baca juga: Amerika Optimis Ada Potensi Negosiasi di Perang Ukraina
Bahrain adalah sebuah negara Islam yang di kawasan teluk. Pada 2011, negara itu digoyang gelombang anti-pemerintah.
Pemilu pada Sabtu kemarin untuk memilih anggota parlemen dan anggota dewan kota. Ada 344,713 orang yang memberikan hak suara mereka atau lebih sedikit dibanding pemilu pada 2018 yang diikuti sebanyak 365,467 pemilih.
Sebelum pemilu diselenggarakan, kelompok HAM Amnesty International mengkritik ketatnya larangan terhadap anggota oposisi dan mereka yang telah menjalani hukuman penjara lebih dari enam bulan.
“Penyelenggaraan pemilu ini tidak akan menyelesaikan represi dan penyangkalan HAM yang telah mencengkram Bahrain selama bertahun-tahun,” demikian keterangan Amnesty International.
Bahrain adalah sekutu Amerika Serikat. Ada sekitar seribu orang dipenjara, di antaranya para pemimpin oposisi dan terkadang menggelar persidangan massal. Bahrain Institute for Rights and Democracy, yakni lembaga yang bermarkas di London, mengatakan undang-undang tentang pemilih inklusi menargetkan mereka yang memboikot pemilu dan menyebut pemilu Bahrain memalukan.
Menteri Kehakiman Bahrain Nawaf Al-Ma'awda sebelumnya mengatakan daftar pemilih tidak termasuk individu, yang sebelumnya tidak mendaftar, namun mereka diberi kesempatan untuk mendaftar kemudian.
Ada lebih dari 500 kandidat yang bertarung di pemilu legislatif Bahrain, di antaranya 334 kandidat yang memperebutkan 40 kursi parlemen. Otoritas mengatakan dari ratusan kandidat yang mendaftar ada 94 kandidat perempuan, di mana jumlah itu naik dua kali lipat dibanding pemilu 2018.
Sumber: Reuters
Baca juga: Partai Republik Semakin Dekat Kuasai Kursi Mayoritas DPR Amerika
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.