TEMPO.CO, Jakarta - Slovakia pada Kamis, 10 November 2022, meningkatkan tekanan pada Republik Cek agar mengontrol perbatasannya menyusul adanya peningkatan jumlah migran yang masuk. Sebagian besar migran yang masuk tersebut dari Suriah, yang ingin ke Jerman dan Eropa Barat.
Kontrol dilakukan di titik masuk sepanjang 252 km di perbatasan Republik Cek dan Slovakia untuk mencegah migran berjalan kaki atau diselundupkan dengan kendaraan. Kondisi ini telah mengganggu lalu lintas truk dan menyebabkan penundaan berjam-jam hingga membuat marah pengemudi truk Slovakia.
Menteri Dalam Negeri Republik Cek, Vit Rakusan, mengatakan setelah pertemuan delegasi Republik Cek dan Slovakia disepakati pemeriksaan akan tetap dilakukan. Hanya saja, ada upaya untuk melonggarkannya untuk penduduk setempat.
"Akan sangat baik melakukan pemeriksaan secepat mungkin bagi warga Republik Cek dan Slovakia. Kami menyetujui kerja sama dengan polisi yang lebih kuat dan tepat di perbatasan," kata Rakusan dalam sebuah wawancara.
Baca juga : Museum Fatahillah, Hermes Telanjang, dan Saksi Bisu Penjara Diponegoro
Uni Eropa mengakui kontrol perbatasan di Republik Cek terjadi karena migrasi tidak teratur dan adanya kegiatan kelompok penyelundup terorganisir.
Pada bulan ini, Pemerintah Slovakia mendirikan kamp yang terdiri dari 16 tenda di Kuty, sebuah kota perbatasan, untuk mengelola arus migran yang dihentikan oleh petugas di area kontrol.
"Saya ingin ke Jerman karena ayah dan keluarga saya ada di sana," kata Khalid, 24 tahun, setelah perjalannnya dihentikan oleh petugas kontrol perbatasan Republik Cek setelah melakukan perjalanan enam minggu dari Suriah.
"Saya hanya ingin pergi ke Jerman untuk bekerja. Saya tidak punya uang," tambahnya.
Pemerintah Republik Cek memberlakukan pemeriksaan di area-area perbatasan sejak 29 September 2022 setelah adanya peningkatan hingga 12 kali lipat atau menjadi 12 ribu jumlah migran ilegal yang ditahan sepanjang 2022.
Kepolisian Republik Cek mengatakan pada Senin lalu telah menemukan 8.840 kasus migrasi ilegal, dan telah memulangkan 2.841orang ke Slovakia.
Otoritas mengatakan sebagian besar migran berasal dari Suriah, yang ingin ke Jerman. Kementerian Dalam Negeri Slovakia mengatakan perang saudara di Suriah bisa mempersulit pengusiran migran - migran tersebut.
Sekitar 200 orang sudah memenuhi kamp pengungsian pada awal pekan ini. Sebagian besar migran itu tinggal di kamp tersebut selama dua atau tiga hari.
"Kami mencoba untuk mendirikan pusat terkoordinasi di sini, di mana orang-orang bisa tinggal sejenak untuk kemudian melanjutkan (perjalanan) lebih jauh," Michaela Kanova, dari Kementerian Dalam Negeri Slovakia bidang krisis.
Slovakia juga berusaha membantu memperkuat perbatasan eksternal Schengen antara Hongaria yang anggota Uni Eropa dan Serbia yang non-anggota Uni Eropa, di mana banyak migran menyeberang ke Uni Eropa setelah melewati Slovakia dan ke Republik Cek.
Reuters | Nugroho Catur Pamungkas
Baca juga: Volodymyr Zelensky Klaim Militer Rusia Terseok-seok di Donetsk
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini