TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa KTT ASEAN kali ini akan membahas dua isu besar tentang hubungan ASEAN dengan pihak luar dan masalah yang terjadi di Myanmar.
Baca juga: Menlu Ukraina Bertemu PM Kamboja Jelang KTT ASEAN, Upaya Galang Dukungan?
"Terdapat dua isu besar yang akan dibahas yaitu hubungan ASEAN dengan pihak luar tentunya termasuk tantangan eksternal yg dihadapi oleh ASEAN dan masalah Myanmar," kata Retno dalam keterangan pers pada Rabu, 9 November 2022.
Retno mengatakan agar militer Myanmar diharapkan dapat menindak lanjuti 5 point konsensus Myanmar.
"Diharapkan para pemimpin ASEAN dapat mengambil sikap dan langkah dalam merespon situasi di Myanmar, terutama tidak adanya komitmen dari militer Myanmar dalam menindaklanjuti 5 point konsensus. It takes two to tango, ASEAN sudah mengambil ekstra efek," kata Retno.
Menurutnya, upaya ini hanya akan terlihat hasilnya jika ada komitmen militer Myanmar untuk menindak lanjuti 5 point konsensus.
"Bola sepenuhnya ada di tangan militer Myanmar, terlepas dari kekecewaan ASEAN terhadap tidak adanya kemajuan tindak lanjut 5 point konsensus oleh militer myanmar," ujar Retno.
"Saya yakin ASEAN akan tetap memberikan prioritas untuk membantu rakyat Myanmar termasuk melalui bantuan kemanusiaan," tambahnya.
Ia menuturkan bahwa dalam rangkaian acara KTT, para menteri luar negeri ASEAN akan bertemu pada 10 hingga 11 November untuk membahas rekomendasi selanjutnya mengenai isu Myanmar.
Pertemuan para menlu ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan khusus para Menlu ASEAN yang diselenggarakan di Sekretariat Asean di Jakarta pada 27 Oktober 2022.
Selain itu, untuk pertemuan dengan mitra bicara terdapat beberapa hal yang diharapkan akan dihasilkan. Seperti pengumuman peluncuran kemitraan strategist komprehensif ASEAN-Amerika Serikat. Saat ini Indonesia menjadi koordinator dialog ASEAN-Amerika Serikat.
"Kemudian pengumuman kemitraan strategis komprehensif ASEAN-India yang akan memfokuskan kerja sama terkait blue economy, kesehatan dan implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific serta kerja sama dengan organisasi sub-regional di Samudera Hindia," tutur Retno.
Ia juga mengharapkan terdapat kesepakatan melanjutkan kerja sama pengembangan electrical ecosystem dengan Amerika Serikat serta joy statement implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific dengan Australia, termasuk engagement dengan kawasan Pasifik.
Pertemuan KTT ini juga akan membahas isu Ukraina. "Kemudian direncanakan juga di dalam pertemuan-pertemuan dari 10 sampai 13 November nanti adanya aksesi Ukraina terhadap Treaty of Amity and Cooperation atau TAC. Aksesi ini tentunya memiliki makna yang sangat penting," kata Retno.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, beserta Ibu Negara dan delegasi terbatas tiba di Phnom Phen untuk menghadiri KTT Ke 40 dan 41, pada Rabu, 9 November 2022. Seluruh rangkaian pertemuan akan dilakukan tanggal 10 - 13 November 2022.
Pertemuan dan kegiatan akan dihadiri lebih dari 20 Presiden, ditambah 4 pertemuan bilateral yaitu dengan Perdana Menteri Singapura, Presiden Dewan Eropa, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan Presiden Bank Pembangunan Asia (ADB).
Baca juga: Justice for Myanmar Menuduh ASEAN dan Junta Militer Bersekongkol
Nugroho Catur Pamungkas