Hitler tidak terluka akibat kejadian tersebut. Bagaimanapun, dia bahkan terus berbicara selama 20 menit sampai polisi tiba. Perselisihan diktator masa depan dengan kematian hanya meningkatkan semangatnya untuk tujuan Nazi.
- Maurice Bavaud (1938)
Pada akhir tahun 1938, seorang mahasiswa teologi Swiss bernama Maurice Bavaud membeli pistol dan mulai membuntuti Hitler di seluruh Jerman.
Bavaud yakin apa yang disebut Führer adalah ancaman bagi Gereja Katolik dan "inkarnasi Setan", dan dia menganggapnya sebagai tugas spiritualnya untuk menembak mati diktator jerman tersebut. Dia akhirnya mendapat kesempatan pada 9 November 1938, ketika Hitler dan para pemimpin Nazi lainnya berbaris melalui Munich untuk merayakan ulang tahun Beer Hall Putsch.
Bavaud duduk di tribun di sepanjang rute parade dan menunggu sampai Hitler mendekat. Dia memasukkan pistolnya ke dalam sakunya, tetapi sebelum dia bisa menggambar dan membidik, kerumunan yang melambai-lambai swastika itu mengangkat tangan mereka untuk memberi hormat Nazi dan menghalangi pandangannya.
Bavaud dengan enggan menghentikan rencananya dan kemudian ditangkap ketika dia mencoba menyelundup dengan kereta api untuk keluar dari Jerman. Ketika Gestapo menemukan senjata dan petanya, dia mengaku di bawah interogasi merencanakan untuk membunuh Hitler. Pada Mei 1941, ia dieksekusi dengan guillotine di Penjara Plötzensee Berlin.
- 1939: Bom Aula Bir Georg Elser
Georg Elser merupakan seorang tukang kayu dan komunis Jerman yang berjuang keras untuk menentang Nazisme. Dia mengetahui bahwa rezim Hitler akan memimpin negaranya di jalan menuju perang dan kehancuran finansial.
Hingga pada akhir 1938, dia memutuskan untuk melakukan tindakan terkait hal itu. Mengetahui bahwa Hitler akan berbicara di tempat pembuatan bir Bürgerbräukeller Munich di tahun berikutnya pada peringatan Beer Hall Putsch, Elser menghabiskan beberapa bulan untuk membuat bom dengan pengatur waktu 144 jam atau dua hari.
Ketika bom tersebut selesai, dia pindah ke Munich dan mulai menyelinap ke Bürgerbräukeller setiap malam untuk melubangi rongga di pilar batu di belakang platform speaker. Setelah beberapa minggu kerja sembunyi-sembunyi yang melelahkan, Elser berhasil memasang bomnya. Dia mengaturnya untuk meledak pada 8 November 1939 pukul 21:20 atau kira-kira di tengah pidato Hitler.
Singkat cerita, Adolf Hitler memindahkan jam pidatonya. Alhasil, delapan orang tewas dan puluhan lainnya terluka, namun Hitler tidak termasuk di antara mereka. Elser ditangkap dan dia kemudian mengaku setelah pihak berwenang menemukan rencana bomnya. Beberapa tahun berikutnya, dia menghabiskan waktunya di kamp konsentrasi Nazi. Pada April 1945, dia diseret dari selnya dan dieksekusi oleh SS atau Schutzstaffel, organisasi keamanan dan militer milik Partai Nazi Jerman.
DANAR TRIVASYA FIKRI
Baca juga : Menguak Seragam Nazi Jerman yang Ikonik Sepanjang Sejarah
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.