TEMPO.CO, Jakarta - Rusia dan Amerika Serikat mengadakan pembicaraan tentang senjata nuklir strategis untuk pertama kalinya sejak Moskow mengirim pasukan ke Ukraina. Pembicaraan soal nuklir itu diungkap oleh surat kabar Rusia Kommersant pada Selasa, 8 November 2022, mengutip empat sumber yang mengetahui diskusi tersebut.
Baca: Ukraina Tuding Rusia Jarah Pemukiman di Kherson, Persiapan Perang Kota?
Pembicaraan antara kedua belah pihak mengenai stabilitas strategis telah dibekukan sejak Rusia memulai kampanye militernya di Ukraina pada 24 Februari 2022. Pembicaraan mungkin berlangsung di Timur Tengah, menurut surat kabar itu. Moskos tidak lagi melihat Swiss, sebagai negara yang cukup netral setelah memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas Ukraina.
Sejumlah negara khawatir Rusia akan menggunakan senjata nuklir dalam perang di Ukraina. Saat berbicara degan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pemimpin Rusia Vladimir Putin dilaporkan sempat menyinggung serangan nuklir Hiroshima dan Nagasaki. Perkataan Putin dalam panggilan telepon itu disebut telah membuat Macron sangat khawatir.
Surat Kabar Inggris The Mail on Sunday, mengutip sumber anonim dari Pemerintah Prancis tak menyebutkan kapan percakapan Macron dan Putin itu. Adapun Putin dan Macron sudah berbicara beberapa kali selama invasi Rusia ke Ukraina.
"Kedengarannya seperti petunjuk yang sangat kuat bahwa Putin mungkin meledakkan senjata nuklir taktis di timur Ukraina, sambil membiarkan Kyiv tetap utuh. Itu tampaknya menjadi inti dari ucapannya," kata sumber dikutip dari The Independent, Senin, 7 November 2022.
Pada September lalu, Putin mengeluarkan ancaman bahwa dia bersedia menggunakan senjata nuklir. Dia menyatakan akan berupaya dengan “segala cara” untuk mempertahankan wilayah Rusia. Dia mengungkit, Amerika Serikat telah menciptakan preseden pada akhir Perang Dunia Kedua ketika menjatuhkan bom atom di Jepang.
Pejabat tinggi Ukraina dan negara-negara Barat telah berspekulasi mengenai penggunaan senjata nuklir oleh Putin. Laporan di media AS menyebut pejabat Rusia tengah merundingkan untuk memakai semnjata nuklir di Ukraina.
Simak: Putin: 50 Ribu Tentara Rusia Bertempur di Ukraina
REUTERS | THE INDEPENDENT