Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO: 15.000 Orang Tewas Akibat Gelombang Panas di Eropa

Reporter

image-gnews
Tanah retak dan kering terlihat di dasar sungai Sungai Loire yang mengalami kekeringan dekat jembatan Anjou-Bretagne saat gelombang panas melanda Eropa, di Ancenis-Saint-Gereon, Prancis, 13 Juni 2022. REUTERS/Stephane Mahe
Tanah retak dan kering terlihat di dasar sungai Sungai Loire yang mengalami kekeringan dekat jembatan Anjou-Bretagne saat gelombang panas melanda Eropa, di Ancenis-Saint-Gereon, Prancis, 13 Juni 2022. REUTERS/Stephane Mahe
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan setidaknya 15.000 orang tewas akibat gelombang panas yang mendera Eropa tahun ini. Dampak terburuk dirasakan oleh dua negara yaitu Spanyol dan Jerman.

Baca: Gelombang Panas Landa Cina, Apa Penyebab Kenaikan Suhu Ekstrem Ini?

Gelombang panas menerjang Eropa selama tiga bulan dari Juni hingga Agustus. Suhu yang sangat tinggi menyebabkan kekeringan terburuk di Eropa sejak abad pertengahan.

“Berdasarkan data negara yang disampaikan sejauh ini, diperkirakan sedikitnya 15.000 orang meninggal khusus akibat panas pada 2022,” kata Direktur Regional WHO untuk Eropa Hans Kluge dalam sebuah pernyataan.

"Hampir 4.000 kematian di Spanyol, lebih dari 1.000 di Portugal, lebih dari 3.200 di Inggris, dan sekitar 4.500 kematian di Jerman dilaporkan oleh otoritas kesehatan selama 3 bulan musim panas," katanya menambahkan. 

"Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena banyak lebih banyak negara melaporkan kelebihan kematian akibat panas. Ia menyoroti KTT iklim PBB di Mesir untuk mengambil tindakan cepat.

Cuaca panas menyebabkan kebakaran hutan meningkat dan menekan jaringan listrik di benua itu. Gelombang panas berturut-turut antara Juni dan Juli, dengan suhu di atas 40 derajat Celcius di Inggris untuk pertama kalinya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Stres panas, ketika tubuh tidak dapat mendinginkan dirinya sendiri, adalah penyebab utama kematian terkait cuaca di Kawasan Eropa,” kata WHO.

Ia menambahkan bahwa suhu ekstrem dapat berbahaya bagi orang yang menderita penyakit jantung kronis, masalah pernapasan, dan diabetes.

WHO mengatakan peningkatan cuaca panas dan cuaca ekstrem lainnya akan menyebabkan lebih banyak penyakit dan kematian dalam beberapa dekade mendatang. Hal ini bisa dicegah bila ada tindakan drastis yang diambil.

Simak: Setelah Gelombang Panas, China Hadapi Ancaman Banjir

NDTV 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Studi: Eksploitasi dan Perubahan Iklim Tingkatkan Kadar Racun Logam di Laut

10 jam lalu

Pemulung mencari sampah yang masih bisa dimanfaatkan di pantai Muaro Lasak, Padang, Sumatera Barat, Minggu, 13 Oktober 2024. Tumpukan sampah laut dan material dari hulu memenuhi objek wisata pantai itu pasca intensitas hujan tinggi tiga hari terakhir sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan menyulitkan perahu nelayan mendarat.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Studi: Eksploitasi dan Perubahan Iklim Tingkatkan Kadar Racun Logam di Laut

Perubahan iklim dan pencemaran lingkungan meningkatkan kadar racun pada logam di laut. Terdistribusi juga melalui sampah plastik.


Kenapa Cuaca di Indonesia Panas Sekali? Ini Penjelasan BMKG

22 jam lalu

Pedagang kaki lima berjualan menggunakan tenda payung menghindari terik matahari di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa 7 Mei 2024. Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia merupakan fenomena yang bersiklus terjadi setiap tahun sebagai akibat dari adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari. TEMPO/Subekti.
Kenapa Cuaca di Indonesia Panas Sekali? Ini Penjelasan BMKG

Kenapa cuaca di Indonesia panas sekali? Berikut ini penjelasan lengkap dari BMKG. Salah satu pemicunya adalah adanya peralihan musim.


Data Suhu Maksimum Harian BMKG Kembali Sentuh Angka 38 Derajat Celsius

1 hari lalu

Petugas Stasiun Klimatologi BMKG Kelas II Tangerang Selatan mengamati suhu udara dengan Sangkar Meteorologi di Taman Alat Stasiun Klimatologi BMKG Pondok Betung, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 10 Mei 2022. Selama periode 1-7 Mei 2022, suhu maksimum tertinggi mencapai 36,1 derajat celcius terjadi di wilayah Tangerang (Banten) dan Kalimarau (Kalimantan Utara). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Data Suhu Maksimum Harian BMKG Kembali Sentuh Angka 38 Derajat Celsius

Suhu maksimum harian yang sampai 38 derajat mengulangi catatan BMKG pada Senin, 7 Oktober 2024.


Vaksinasi Polio Tahap Kedua Dimulai di tengah Serangan Maut Israel di Gaza

1 hari lalu

Seorang bocah Palestina divaksinasi polio di pusat layanan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah, 1 September 2024. REUTERS/Hussam Al-Masri
Vaksinasi Polio Tahap Kedua Dimulai di tengah Serangan Maut Israel di Gaza

Kampanye vaksinasi polio dimulai di tengah serangan mematikan Israel di Gaza utara


WHO Izinkan Penggunaan Vaksin Cacar Monyet Bavarian Nordic pada Remaja

1 hari lalu

Seorang pejabat kesehatan Kongo memberikan vaksinasi mpox kepada staf medis, sebuah langkah penting dalam upaya untuk menahan wabah cacar monyet yang telah menyebar dari episentrumnya, di sebuah rumah sakit di Goma, provinsi Kivu Utara, Republik Demokratik Kongo, 5 Oktober 2024. REUTERS/Stringer
WHO Izinkan Penggunaan Vaksin Cacar Monyet Bavarian Nordic pada Remaja

Usia 12-17 tahun dipertimbangkan sebagai kelompok rentan terpapar penyakit cacar monyet yang memicu kekhawatiran dunia


Hurikan Milton Terkuat Ketiga Sepanjang Sejarah Badai Atlantik, Tumbuh Tercepat Kedua

1 hari lalu

Citra satelit menunjukkan Badai Milton semakin kuat sebelum diperkirakan melanda Florida, di Teluk Meksiko pada 7 Oktober 2024. (CIRA/NOAA/Handout via REUTERS)
Hurikan Milton Terkuat Ketiga Sepanjang Sejarah Badai Atlantik, Tumbuh Tercepat Kedua

Badai yang mendapat kekuatan secepat Hurikan Milton berarti mempersempit waktu masyarakat untuk bersiap menyelamatkan diri.


Data Suhu Udara BMKG, Sumbawa dan Majalengka Terpanas 2 Hari Terakhir

2 hari lalu

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan
Data Suhu Udara BMKG, Sumbawa dan Majalengka Terpanas 2 Hari Terakhir

Beberapa hari terakhir ini tentang suhu udara yang tinggi juga menjadi perbincangan di media sosial.


Bahaya Bom Uranium yang Diduga Digunakan Israel untuk Serang Lebanon

2 hari lalu

Warga memeriksa kerusakan di lokasi serangan Israel, di tengah permusuhan antara Hizbullah dan pasukan Israel, di Beirut, Lebanon, 11 Oktober 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Bahaya Bom Uranium yang Diduga Digunakan Israel untuk Serang Lebanon

Israel diduga lakukan serangan bom uranium ke Beirut, Lebanon. Bom jenis ini telah dilarang secara internasional


Cuaca Panas Awal Oktober sampai 38 Derajat, Berikut Catatan Suhu Harian Tertinggi dari BMKG

5 hari lalu

Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin, 24 April 2023. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan dinamika atmosfer yang tidak biasa menjadi salah satu penyebab Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa hari terakhir. ANTARA/Fauzan
Cuaca Panas Awal Oktober sampai 38 Derajat, Berikut Catatan Suhu Harian Tertinggi dari BMKG

Suhu tertinggi di antara cuaca panas tersebut dicatat BMKG pada Senin siang, 7 Oktober 2024.


Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Negara Asia Pasifik untuk Mitigasi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo (kedua kanan) dalam Regional Dialogue on Ocean-Based Climate Action (OBCA) di Jakarta, pada Rabu 9 Oktober 2024. Dok. KKP
Indonesia Jalin Kerja Sama dengan Negara Asia Pasifik untuk Mitigasi Perubahan Iklim

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mewakili Indonesia dalam pertemuan dengan negara-negara Asia Pasifik mendiskusikan langkah-langkah kolaboratif di tingkat regional guna mempersiapkan tantangan perubahan iklim dengan menhadirkan solusi inovatif lewat pendekatan berbasis laut pada Regional Dialogue on Ocean-Based Climate Action atau OBCA, yang digelar di Bangkok, pada Kamis, 19 September 2024.