TEMPO.CO, Jakarta - Komisaris untuk Pasar Internal Uni Eropa Thierry Berton mengharapkan negara-negara anggota Uni Eropa dapat memperbaiki prosedur pembelian gas bersama pada akhir November 2022. Pernyataan Breton ini dikutip oleh surat kabar Le Figaro.
Baca: Uni Eropa Pelajari Kemungkinan Memasukkan Garda Revolusi Iran sebagai Teroris
Breton, seperti dilansir dari RT pada Senin, 7 November 2022, mengatakan bahwa langkah-langkah yang disepakati harus memperkuat posisi negara-negara UE dalam negosiasi dengan pemasok. Dia menambahkan, harga gas diharapkan akan masuk akal.
Selain menyempurnakan proses pembelian gasnya, Le Figaro mewartakan, otoritas Uni Eropa dilaporkan juga mendukung pengenalan skema "sementara" yang bertujuan membatasi harga gas. Inisiatif ini telah diadopsi di Spanyol dan Portugal, dan sekarang Prancis mengusulkan untuk memperluasnya ke seluruh blok.
Langkah ini bertujuan mengekang kenaikan harga gas terbaru yang terjadi sebagai akibat dari sanksi terhadap Rusia akibat invasinya ke Ukraina. Uni Eropa juga cukup terdampak kebijakannya meninggalkan energi Rusia.
Selain itu, para pemimpin Uni Eropa dilaporkan telah menyerukan untuk mempercepat negosiasi pihaknya dengan produsen energi seperti Norwegia dan Amerika Serikat. Brussel disebut tengah mencari keuntungan ekonomi ketimbang bersaing untuk pasokan, dan dengan demikian menciptakan kenaikan harga bahan bakar.
Breton menyebut Uni Eropa berhasil mendiversifikasi pasokan gas berkat Qatar, Norwegia, dan AS. Namun, pejabat itu menekankan bahwa blok tersebut membayar empat kali lebih banyak untuk gas alam cair Amerika daripada entitas Amerika itu sendiri, yang tidak normal.
Menurut Breton, masalah tingginya harga gas dari AS akan dibahas oleh para pemimpin Uni Eropa dalam waktu dekat.
Simak: Uni Eropa: Myanmar Salah Satu Krisis Paling Urgen di Dunia
LA FIGARO | RUSSIA TODAY