TEMPO.CO, Jakarta - Jepang berencana untuk meminta sektor domestik dan bisnis agar hemat listrik bila memungkinkan, terhitung mulai dari Desember 2022. Kantor Berita NHK belum lama ini mewartakan, peluang kebijakan itu akan diterapkan tergantung pada kondisi pasokan listrik yang tidak dapat diprediksi.
Menurut laporan NHK yang dikutip dari RT.com pada Senin, 7 November 2022, Tokyo menghitung kemungkinan penghematan ini akan mengamankan tingkat kapasitas catu daya cadangan sebesar 3 persen, yakni angka minimum yang dibutuhkan untuk pasokan yang stabil secara nasional. Namun, biaya pengadaan gas alam cair tetap tinggi.
Kantor Berita yang terafiliasi dengan Pemerintah Jepang itu mencatat, permintaan serupa telah dibuat pada musim panas, di mana saat itu permintaan listrik melonjak karena suhu naik.
Baca juga: Korea Utara Menguji Rudal ICBM, Seperti Apa Peluru Kendali Balistik itu?
Pekerja Kyushu Electric Power Co menurunkan batang bahan bakar, ke dalam inti reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir. Stasiun tenaga nuklir Sendai terletak di Kagoshima, Jepang, 8 Juli 2015. REUTERS / Issei Kato
Otoritas Jepang, seperti dikutip NHK, mengatakan jika semua rumah tangga di Jepang berhasil mengurangi konsumsi energi sebesar 1 persen saja, maka penghematan itu bisa untuk menyalakan 15 ribu toko serba ada selama sehari.
“Pemerintah akan meminta agar orang-orang melapisi pakaian mereka di dalam ruangan dan mematikan lampu yang tidak digunakan," kata pejabat yang berbicara tanpa ingin disebutkan namanya itu.
NHK mewartakan Tokyo percaya pengurangan 1 persen dalam penggunaan listrik oleh semua kantor akan cukup untuk memberi daya pada sekitar 100 ribu rumah tangga. Pemerintah Jepang juga berencana meminta perusahaan-perusahaan agar mengurangi penggunaan lampu dan AC jika memungkinkan.
Para Pejabat Jepang dilaporkan menyalahkan invasi Rusia ke Ukraina sebagai biang kerok kenaikan biaya energi. NHK menulis wacana penghematan yang diajukan pada Selasa, 1 November 2022, akan berlaku antara Desember 2022 dan Maret 2023.
Rusia menyumbang sekitar 10 persen dari impor LNG Jepang setiap tahun. RT mewartakan, Negara di Asia Timur itu telah secara drastis meningkatkan pembelian energi dari Moskow dalam beberapa bulan terakhir di tengah meningkatnya kekhawatiran kekurangan.
NHK | Russia Today
Baca juga: 14 Tahun Lalu Barack Obama Menjadi Presiden Amerika Serikat ke-44, Ini Kenangannya tentang Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini