TEMPO.CO, Jakarta - Korban meninggal akibat wabah ebola di Uganda terus meningkat. Dari 131 kasus yang terkonfirmasi, 48 di antaranya meninggal. Demikian kata seorang pejabat kesehatan Uganda yang terlibat dalam penanganan wabah itu pada Kamis, 3 November 2022.
Baca: Tragedi Halloween Itaewon, Kepala Polisi Baru Tahu 2 Jam Kemudian
Pekan lalu, Menteri Kesehatan Uganda Jane Ruth Aceng menyebutkan jumlah kematian akibat penyakit mematikan itu 30 orang dengan 109 kasus kasus terkonfirmasi.
“Kasus yang dikonfirmasi pada hari ini 131 dan 48 kematian,” kata Henry Kyobe Bosa, komandan insiden ebola di Kementerian Kesehatan Uganda pada pengarahan yang diselenggarakan oleh kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Afrika.
“Mengenai penyebaran dan kapan kami akan mengakhiri wabah ini, saya lihat tidak ada ahli di panel ini yang benar-benar dapat memprediksi kapan itu akan berakhir," ujar dia.
Bosa menambahkan pihak berwenang menggunakan langkah-langkah seperti pelacakan kontak, komunikasi risiko, perawatan yang tepat, serta pemakaman untuk mengendalikan wabah ebola.
Bulan lalu, pemerintah Uganda optimistis wabah ebola dapat dilenyapkan pada akhir tahun ini.
Badan kesehatan masyarakat terkemuka Afrika pekan lalu mengatakan bahwa situasinya tidak akan lepas kendali.
Virus yang beredar di Uganda adalah varian ebola Sudan, yang vaksinnya belum terbukti, tidak seperti varian Zaire yang lebih umum terlihat selama wabah baru-baru ini di Republik Demokratik Kongo.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada pertengahan Oktober lalu bahwa uji klinis vaksin untuk memerangi varian ebola Sudan dapat dimulai dalam beberapa pekan mendatang.
Baca: Pelaku Penembakan Akui Ingin Bunuh Eks PM Pakistan Imran Khan karena Menyesatkan
REUTERS