TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia memanggil Duta Besar Inggris pada Kamis 3 November 2022, setelah Moskow menuduh tentara Angkatan Laut Inggris terlibat dalam serangan pesawat nirawak (drone) terhadap Armada Laut Hitam Rusia di Krimea.
Seperti dilansir Reuters, Dubes Deborah Bronnert tiba di Kementerian Luar Negeri Rusia sekitar pukul 10.30 waktu setempat. Sekelompok kecil orang menyambut Bronnert sambil meneriakkan slogan-slogan anti Inggris dan mengangkat poster bertuliskan "Inggris negara teroris".
Baca juga: Ditelpon Erdogan, Rusia Kembali Lanjutkan Perjanjian Ekspor Biji-bijian Laut Hitam
Bronnert berada di kementerian itu selama sekitar 30 menit, kata seorang jurnalis Reuters di lokasi. Belum ada pernyataan dari Rusia atau Inggris tentang apa yang dibicarakan.
Juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova pada Rabu mengatakan Bronnert dipanggil terkait serangan drone pada Sabtu di Krimea, wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia pada 2014. Inggris menolak tuduhan Rusia tersebut.
Setelah serangan itu, Rusia sempat menarik diri dari perjanjian ekspor biji-bijian Laut Hitam yang dimediasi PBB. Rusia menganggap Inggris sebagai kekuatan Barat yang "durhaka" dan Presiden Vladimir Putin menuduh negara itu sedang berusaha menghancurkan Rusia dan merebut sumber daya alamnya.
Setelah invasi Rusia di Ukraina, Inggris bersama AS dan Uni Eropa, menjatuhkan sejumlah sanksi paling berat dalam sejarah dan memasok senjata untuk membantu Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan tentara AL Inggris meledakkan jaringan pipa gas Nord Stream, tetapi London membantahnya. Inggris mengatakan tuduhan itu dirancang untuk mengalihkan perhatian dari kegagalan militer Rusia di Ukraina.
Baca juga: Vladimir Putin Minta Jaminan Ukraina Tak Gunakan Laut Hitam untuk Militer
REUTERS